PALANGKA RAYA – Dinas Perikanan (Diskan) Kota Palangka Raya menilai potensi perikanan di Kota Palangka Raya dapat dikatakan cukup melimpah. Karena dari data yang Dinas Perikanan (Diskan) Kota, di ibu kota Kalteng ini dalam triwulan pertama 2017 menunjukkan hasil budidaya masyarakat mampu mencapai 2.388,03 ton Ikan.

“Dari semua itu mampu menghasilkan perputaran uang hingga Rp59,411 miliar lebih. Secara umum penggiat perikanan di Kota Cantik itu sebagian besar melakukan budidaya perikanan dengan tiga teknik. Mulai dari kolam, karamba dan karamba jaring apung (KJA),” ungkap Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Dinas Perikanan Kota Palangka Raya Lensi Asi, Jumat (19/6).

 Menurut dia, teknik paling umum dan paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah teknik keramba. Hingga secara khusus dari data yang dihimpun pihaknya petani keramba menduduki peringkat pertama.

“Selama tiga bulan mampu menghasilkan 1.250,97 ton ikan dengan nilai Rp32,559 miliar lebih. Kemudian sedikit dibawahknya ada petani kolam dengan capaian produksi sampai 1.136,44 ton dengan nilai Rp26,832 miliar lebih,” terangnya.

Lensi membeberkan pula dengan angka produksi terkecil, budidaya menggunakan pola KJA yang tercatat hanya menghasilkan 0,62 ton dengan nilai Rp19,610 juta. Sehingga Ini bukan berarti pola budi daya KJA tidak optimal, hanya saja cuma sedikit masyarakat yang menggunakan pola ini.

”Jadi berdasarkan data itu maka Kota Palangka Raya sangat optimal dan mampu melakukan pemenuhan kuota ikan kepada konsumen,” jelasnya.

Dikatakannya, selama 2017 diskan menargetkan sektor perikanan budidaya mampu menghasilkan produksi ikan sebanyak 12 ton. Pasalnya, berdasarkan hasil perikanan tahun-tahun sebelumnya target selalu tercapai, pihaknya sangat optimis target tahun ini dapat tercapai.

Lensi menambahkan pemanfaatan budidaya perikanan di Palangka Raya saat ini masih berjalan sebagaimana biasanya.

”Jadi sampai saat ini para pelaku pembudidaya ikan telah tercatat sekitar dua ribu warga,” pungkasnya. (daq/vin)