PALANGKA RAYA – Kesalahan dalam penggunaan Bahasa Indonesia acap kali terjadi di tengah masyarakat umum, yang kesehariannya menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.
Kesalahan tersebut bisa dalam bentuk tulisan ataupun saat berbicara. Hal itu juga berlaku bagi wartawan yang setiap hari berkecimpung dalam permainan kata. Hal itu mendasari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) bagi wartawan dan protokol kantor pemerintahan.
Kepala Balai Bahasa Drs Haruddin M.Hum melalui Kepala Subbagian Tata Usaha (Kasubag TU) Balai Bahasa Kalteng Dra Suparmi mengungkapkan, tujuan UKBI tentu untuk mengukur kemahiran dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut diwakilkan dengan peringkat dan predikat yang ditentukan dari skor hasil uji.
”Kita tentu tidak ragu dalam kemampuan menulis para wartawan, namun kita berharap hasilnya yang berbentuk sertifikat dan dibarengi tingkatan dari UKBI ini dapat bermanfaat sebagai legalitas kemahiran dan akan bermanfaat di kemudian hari,” cetusnya.
Ia menjelaskan, UKBI bukan sekadar uji kemampuan dan kemahiran bagi peserta, namun sebagai bahan evaluasi hasil pelatihan yang telah dilaksanakan sebelumnya. ”Yang dulu ikut pelatihan, ya yang hari ini diuji," sambungnya.
Saat UKBI peserta disuguhkan 90 soal yang terbagi empat sesi. Adapun sesi pertama mendengarkan dialog, kedua merespons kaidah, kemudian membaca, dan terakhir menulis. Kemudian akan menghasilkan tujuh tingkatan dari sangat unggul, unggul, madya, semenjana, marginal dan terakhir terbatas.
Di samping itu, pihak panitia UKBI juga menghadirkan seorang pemateri tokoh bahasa sekaligus wartawan senior dan dosen di Lembaga Pers Dr Soetomo, Jakarta T.D. Asmadi usai peserta diuji.
Dalam pemaparannya, Asmadi menyampaikan, saat ini kesalahan dalam berbahasa sering terjadi. Seperti pada peringatan dan imbauan di ruang publik atau tempat publik. Bahkan, yang sering terjadi, yaitu pada teks sambutan para pejabat. Padahal, menurutnya bahasa Indonesia sangat mudah dan tidak sesulit bahasa Inggris yang berubah-ubah sesuai kondisi dan waktu.
”Kesalahan-kesalahan dalam mengolah kata tersebut, harus kita hindari khususnya sebagai wartawan. Karena wartawan mampu mempopulerkan kata-kata yang baru. Sebab itu jangan sampai salah,” imbaunya. (rm-80/vin)