PULANG PISAU – Dua hari pascaterjadinya ledakan, kini suasana Pondok Pesantren Al Mujahidin, Sebangau Kuala, berangsur normal. Sementara, salah satu korban, Heri Wahyudi, sekaligus peracik mercon yang meledak dikabarkan akan diamputasi tangannya.
Heri Wahyudi, kini dirawat di Rumah sakit Sari Mulia, Banjarmasin. Diketahui, dialah yang meracik belerang serta karbit dalam blender, dan mengakibatkan ledakan hebat. Sehingga salah satu tangannya luka berat dan harus diamputasi.
Sementara itu, di sekitar lokasi kejadian, masih dijaga beberapa anggota Brimob Polda Kalteng. Namun, pihak kepolisian masih belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden yang menghebohkan ini.
”Pak Kapolda Brigjen Pol Anang Revandoko, pada hari minggu kemarin langsung meninjau lokasi kejadian. Mungkin rilis resminya akan langsung disampaikan oleh Pihak Polda saja. Yang pasti kini semua sudah normal, dan temuan sementara bahan yang meledak diduga adalah belerang dan karbit bahan untuk membuat Petasan," ujar salah satu anggota Polisi dari Polres Pulang Pisau yang enggan disebutkan namanya, kemarin (3/7).
Terpisah Kepala Kementrian Agama ( Kemenag) Pulang Pisau Abdul Khalik, mengaku sudah menerima pemberitahuan dari pihak Yayasan Ponpes Al Mujahidin. Menurutnya, ledakan dari campuran karbit dan belerang yang meledak dalam blender, murni ulah oknum guru honor di pondok pesantren tersebut. Dirinya pun mengaku menyerahkan semua pada hasil penyidikan aparat kepolisian.
”Terkait ledakan yang diduga dari bahan pembuat mercon itu. Kita tunggu pernyataan resmi dari pihak aparat kepolisian saja. Saya takut nanti salah berkomentar. Pastinya dari kasus ini kita memberi imbauan sekali lagi agar tempat pendidikan seperti Ponpes janganlah dipakai untuk kegiatan yang bukan aktivitas mengajar. Karena nanti selain merugikan diri sendiri, otomatis nama sekolah jadi ikut-ikutan rusak," kata Kemenag Pulpis melalui sambungan telepon.(ds/oes)