KASONGAN - Proyek pelebaran jalan dalam kota, bikin Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Katingan merugi. Tidak sedikit pipa jaringan air yang rusak akibat aktivitas penggalian. Di satu sisi, pihak kontraktor dianggap tidak menjalanlan kesepakatan bersama.
Dirut PDAM Katingan Edi Rahmat Sosiawan mengatakan, jaringan air perusahaan daerah itu kerap menjadi korban pekerjaan pelebaran jalan. Akibatnya, penyaluran air kepada pelanggan menjadi terganggu.
"Sudah sering pipa kami rusak, biasanya terjadi saat pekerja menggali bahu jalan yang akan dilebarkan. Terutama di ruas jalan antara Kantor Bupati Katingan hingga bundaran pendahara lama," ungkapnya kepada Radar Sampit, Kamis (20/7).
Parahnya lagi, tidak semua kasus kerusakkan pipa mau dilaporkan pihak rekanan. Kebocoran baru diketahui ketika mendapat laporan langsung dari pelanggan.
"Kadang ditemukan kebetulan oleh petugas kami, tapi kebanyakkan laporan dari masyarakat. Kalau sudah bocor, maka harus ditangani PDAM sendiri," imbuhnya.
Kerugian yang dimaksud, kata Edi, yakni terbuangnya waktu, tenaga hingga biaya perbaikkan. Sebab, biaya sepenuhnya ditanggung oleh PDAM.
"Mereka biasanya cuma mengganti pipa yang rusak saja, itupun kalau mereka sendiri yang melaporkan kebocoran. Jika tidak, maka PDAM yang beli sendiri. Secara umum kami merasa dirugikan," tegasnya.
Bakal banyaknya kerusakkan jaringan PDAM Katingan itu, sebenarnya sudah diprediksi jauh-jauh hari. Pihaknya sejak awal sudah membuat kesepakatan bersama Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertanahan Katingan melalui Bidang Bina Marga dan pihak rekanan.
"Pihak rekanan diminta membuat galian baru untuk memindahkan jaringan PDAM, ke sisi jalan yang tidak terkena pelebaran. Tapi sampai sekarang, sepertinya kesepakatan itu tidak berjalan," ujarnya.
Dalam waktu dekat, pihaknya berencana bakal melaporkan mandulnya kesepakatan tersebut kepada dinas bersangkutan. Mengingat pekerjaan belum sampai tahap pengaspalan.
"Sekarang posisi pipa PDAM ini masuk jalur pelebaran yang rencananya akan diaspal. Kalau tidak dipindahkan segera, otomatis petugas kita kesulitan melakukan perbaikan ke depan," tukasnya.
Jikapun upaya itu sudah terlambat, maka dirinya meminta dinas bersangkutan untuk mrnganggarkan pembuatan galian baru jaringan PDAM tersebut.
"Kalau jaringan pengganti yang baru, maka akan banyak mengeluarkan anggaran. Sebab harus beli pipa-pipa dan perlengakapan lain," pungkasnya. (agg)