SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 09 November 2015 20:48
Marak Percobaan Bunuh Diri di Kotim, Begini Penyebab dan Jalan Keluarnya

Pelaku Percobaan Bunuh Diri Perlu Pendampingan

SAMPIT – Aksi percobaan bunuh diri di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian marak terjadi dalam satu bulan terakhir. Hal itu menjadi perbincangan warga. Dari empat kasus, satu meninggal dunia lantaran aksi nekatnya tidak diketahui warga. Fenomena itu patut diwaspadai.

Peran aktif dari masyarakat termasuk keluarga sangat diperlukan agar aksi serupa dapat dicegah sebelum terjadi. Terpenting, peran orang terdekat yang bisa mengajak bicara agar pelaku tidak depresi terhadap masalah yang dihadapinya hingga mengurungkan niat untuk mengakhiri hidup.

Catatan Radar Sampit, rata-rata pelaku percobaan bunuh diri nekat melakukan hal itu karena masalah yang tergolong sepele, namun bagi pelaku seolah tak ada jalan keluar. Dalam kasus bunuh diri Eka (19), misalnya, wanita muda itu tewas lantaran permintaan untuk memenuhi kebutuhan hidup tidak dipenuhi suaminya.

Kasus percobaan bunuh diri juga dilatarbelakangi masalah asmara. Misalnya, pada Jumat (4/11) lalu, seorang janda mencoba bunuh diri di Ikon Ikan Jelawat setelah diputus pacarnya. Terakhir, Amril Norman juga berniat mengakhiri hidupnya dengan memanjat tower Telkom di Jalan Suprapto Sampit karena mantan istrinya menolak rujuk kembali.

Ketua LSM Lantera Kartini, Forisni Aprilista mengatakan, diperlukan bantuan atau pendampingan kepada warga agar keluar dari permasalahaan yang membelit hidupnya. Selain itu, perlu kepedulian masyarakat, adanya peranan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), serta Bendaharawan dan Penata Kerumahtanggaan Perwakilan (BPKRT) untuk mendeteksi kasus ini.

”Kami sudah melaksanakan sosialisasi seperti memberikan konseling (bimbingan) rumah tangga,” ujar Forisni melalui telepon seluler, Minggu (8/11).

Hal lain yang bisa dilakukan adalah memberikan penyuluhan dari tim ahli di bidang yang menangani orang depresi. ”Kami juga memberikan konseling rumah tangga dan ada psikolog untuk ibu-ibu yang bermasalah,” jelasnya.

Forisni menegaskan, pelaku bunuh diri bukan karena gila dan gangguan jiwa. Pemicunya permasalahan rumah tangga yang awalnya ringan, tapi terus dipendam hingga menimbulkan depresi.

“Dengan konseling bisa mengurangi beban dan mencari jalan keluar tiap permasalahan,” ucapnya. Dalam kasus bunuh diri kata Forisni kebanyakan yang rentan adalah perempuan karena tingkat emosionalnya lebih tinggi dibanding pria.

Dikutip dari berbagai sumber yang dihimpun Radar Sampit, untuk mengerti mengapa orang melakukan bunuh diri, minimal ada dua faktor yang harus dilihat. Pertama, faktor predisposisi, yang memberi kecenderungan atau menjadi sebab. Kedua, faktor pemicu (trigger), yang menyebabkan situasi ingin bunuh diri tersebut jadi terlaksana.

Robert Firestone dalam buku Suicide and the Inner Voice (1997) menulis, mereka yang mempunyai kecenderungan kuat untuk bunuh diri banyak yang lingkungan terkecilnya tidak memberi rasa aman, lingkungan keluarga yang menolak, tidak hangat, sehingga anak yang dibesarkan di dalamnya merasakan kebingungan dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.

Itulah faktor predisposisi, yang kalau diterapkan ke dalam situasi saat ini, faktor ini bisa berupa kondisi ekonomi yang memburuk (buat beberapa orang malah sangat menghimpit) atau kondisi hubungan antarmanusia yang hanya berlandaskan hal-hal formal saja.

Orang akan jadi melakukan tindakan bunuh diri kalau faktor kedua, trigger-nya, memungkinkan. Tidak mungkin ada tindakan bunuh diri yang muncul tiba-tiba, tanpa ada faktor predisposisi sama sekali. Akumulasi persoalan fase sebelumnya akan terpicu oleh suatu peristiwa tertentu.

Minimal keinginan untuk didengarkan dan untuk mendapat perhatian itulah yang pelaku percobaan bunuh diri perlukan. Kalau itu yang terjadi, maka mereka merasa bahwa ada penerimaan diri oleh pihak lain dan di saat itu si calon pelaku bunuh diri dapat diberi pandangan lain mengenai permasalahan yang dihadapinya. Pandangan lain semacam ini biasanya dapat menyebabkan mereka berubah pandangan dan tidak lagi menganggap bahwa mengakhiri hidup adalah satu-satunya solusi bagi persoalannya. (mir/fm/ign)

 

Kasus bunuh diri

-       Kamis (08/10) seorang IRT di Desa Sebabi gantung diri di tali ayunan, nyawa pelaku tidak terselamatkan.

-       Senin (19/10) seorang ABK nekat meloncat dari kapal KM Kirana III di Pelabuhan Sampit, nyawanya diselamatkan.

-       Jumat (4/11) seorang janda mencoba bunuh diri di Ikon Ikan Jelawat setelah diputus pacarnya.

-       Sabtu (7/11) seorang pria 45 tahun asal samuda mencoba bunuh diri naik di tower Telkom.

 

loading...

BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers