SAMPIT – Sidang terdakwa kasus peredaran Zenith dengan tersangka Aliansyah alias Ali (54) di Pengadilan Negeri Sampit, mengungkap hal mengejutkan. Dalam sebulan, terdakwa mampu menghabiskan dua karung Zenith.

Dalam sidang yang diketuai Nico Hendra Siragih dengan JPU Kejari Kotim Lady Lanni T, Selasa (8/8) itu, terdakwa mengaku pil Zenith dengan total 19.500 butir itu dijual secara partai di Sampit. Warga Jalan Pangeran Antasari, Kecamatan MB Ketapang ini mengedarkan zenith kepada pengedar kecil.

”Jadi saudara distributornya di sini?" kata hakim, yang diiyakan oleh terdakwa. 

Saat sidang itu, Ali mengaku menyesal. Dia mengaku menyadari dan sadar risiko bisnis haramnya tersebut. Dari pengakuan Ali, dia diamankan saat membawa Zenith dari Banjarmasin, Kalsel, di terminal Patih Rumbih, Jalan MT Haryono Sampit pada 18 April lalu.

Di Banjarmasin, Ali membeli Zenith itu dengan H Usup yang tinggal di kompleks Pasar Baru Banjarmasin. Satu boks Zenith dijual seharga Rp 270 ribu kepada pengedar. Setiap boks Ali meraup untung Rp 50 ribu. Untuk satu boks Zenith, dibeli seharga Rp 220 ribu dari bosnya di Kalsel.

Dia mengaku nekat menjual Zenith karena terbelit utang. Apalagi keuntungannya jauh lebih besar dari usaha halalnya menjual buah. Didorong kondisi ekonomi yang kian terjepit, Alu mengaku tak ada pilihan lain. ”Saya sehari-hari jualan buah di PPM yang mulia," kata terdakwa.

Namun, di depan Majelis Hakim itu, Ali membantah sudah lama jualan Zenith. Dia baru menjalani bisnis itu sekitar 2,5 bulan. Zenith dipasok dari Banjarmasin. ”Waktu itu baru pulang dari Banjarmasin beli Zenith. Baru sampai di terminal, diamankan polisi," tandas Ali. (ang/ign)