PALANGKA RAYA – Mahasiswa Universitas Palangka Raya (UPR) melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) surati Polda Kalteng untuk beraudiensi. BEM UPR mewakili mahasiswa ingin menyampaikan beberapa hal terkait perkembangan UPR, khususnya terkait pemilihan rektor.
Presiden BEM UPR, Jimmy Balantikan Sumbada mengatakan, pihaknya telah bersurat kepada Polda Kalteng untuk melakukan audiensi. Pasalnya, BEM UPR ingin menyampaikan beberapa persoalan terkait UPR.
Ia menyebut, BEM ingin Polda turun tangan dalam pemilihan rektor UPR, karena beberapa panitia dan anggota senat pada tanggal 8 Agusutus dari jam 8 malam sampai 10 malam melakukan pertemuan di Hotel Amaris.
“Dan sudah jelas diakui oleh Ketua Panitia Pelaksana Pemilihan Rektor Prof Nyoman, dan kami duga ini adalah pelanggaran kode etik guru besar dan penyalahgunaan wewenang," tukasnya, Selasa (22/8).
Ia menyebut, mahasiswa khawatir pemilihan rektor UPR ada permainan uang dan ketidakjujuran panitia. Pasalnya, mahasiswa menilai pemilihan rektor sudah dipolitisasi oleh pihak pihak tertentu yang ingin kekuasaan.
Menurut Jemmy, panitia dan Ketua senat seharusnya benar benar dalam kondisi netral tidak memihak pada salah satu calon. Namun, mereka telah melakukan pertemuan dengan salah satu calon rektor dan beberapa anggota senat.
"Kami menduga ini ada pengerahan dan persekongkolan untuk kepentingan tertentu. Dan ini bukan pemilukada (pemilihan umum kepala daerah, Red) tapi ini pemilihan rektor yang harus memikirkan kemajuan akademik di kalteng, bukan untuk bermain politik secara habis habisan demi kekuasaan," ucapnya.
Pemilihan Rektor UPR jika dilaksanakan dengan baik tanpa adanya politisasi kekuasaan akan melahirkan pemimpin yang memang peduli akan pendidikan dan untuk kemajuan UPR.
"Saya rasa kalo pemilihannya dilakukan dengan baik, outputnya pun akan baik. Tetapi kalau belum pemilihan saja sudah ada tindakan yang tidak sesuai bagaimana masadepan pendidikan tinggi di kalteng," ujarnya.
Undangan yang dadakan terkait penyampaian visi misi calon rektor juga menjadi pertanyaan BEM UPR.
"Kemudian besok rapat senat terbuka dan penyampaian visi misi calon rektor serta pemilihan tahap 1, surat undangan baru dikasih ke mahasiswa tadi siang, ini terkesan dadakan dan ini ada apa. Saya menghimbau mahasiswa UPR agar besok membawa almamater datang pukul 8 pagi di aula rahan gedung rektorat melihat kapasitas dan kapabilitas dari para calon rektor," paparnya.
Selain itu, terangnya, BUM juga ingin mengetahui sejauh mana Polda Kalteng mengambil peran kamtibmas dalam dunia pendidikan, karena baru-baru ini salah satu MAN di Sampit terbakar dan Polda juga harus tegas dalam menghadapi persoalan ini tanpa pandang bulu.
Dan kami juga minta agar kasus pembakaran sekolah di Palangka Raya diusut tuntas," tegasnya. (arj/vin)