PALANGKA RAYA – Prestasi membanggakan kembali diraih Kalimantan Tengah (Kalteng) di bidang kebudayaan dan pariwisata.
Pada Lomba Penyaji Tari Tradisi dan Kreasi Tradisi Nusantara usia 13-18 tahun di Taman Mini Indonesia Indah, Kalteng yang diwakili oleh Kabupaten Kapuas mendapat juara satu dan juara dua untuk Festival Tari Nusantara.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, Guntur Talajan menyebutkan, dari kabupaten tersebut ada dua sanggara yang menampilkan tarian. Diantaranya sanggar Juking Tanjung mempertunjukan tarian dengan judul “Penyang Perangsang Belum” dan sanggar Tingang Tabela, dengan tarian "Mahaga Utus Budaya huma Bentang”.
“Ini tentu membanggakan buat Kalteng karena perwakilan kita mampu menoreh prestasi. Kita tidak hanya melihat dari sisi juaranya, tapi kita lihat dari budaya Kalteng yang tidak kalah dengan daerah lain,” kata Guntur di ruang kerjanya, Selasa (19/9).
Ia menyebutkan, kegiatan tersebut merupakan kesempatan besar bagi Kalteng untuk mempromosikan budaya yang dimiliki. Maka dari itu diharapkan dengan keterlibatan Kalteng dalam berbagai event diharapkan budaya yang ada di provinsi ini bisa lebih dikenal.
Menurutnya, di bulan ini (September) sudah ada dua festival budaya yang akan diikuti. Selain festival tari ini, tim Kalteng juga ikut Festival Keraton Yogyakarta. Kalteng diwakili oleh Kotawaringin Barat dengan memamerkan seni dan budaya Istana Kuning.
“Memang Festival Keraton Yogyakarta tidak ada perebutan gelar juara, tapi kita tetap ikut untuk memperkenalkan budaya Kalteng,” ucapnya.
Tentu saja dengan semakin banyak festival budaya yang diikuti, maka akan memberi nilai plus dalam kebijakan promosi budaya yang selama ini digaungkan pemerintah.
Selain bertujuan untuk mengangkat kembali nilai budaya, hal tersebut juga sekaligus untuk mempertahankan budaya di tengah perkembangan zaman.
Dirinya mengharapkan kedepan para pemerhati budaya di provinsi ini memberikan semangat terlebih motivasi bagi para generasi muda. Tujuannya tidak lain agar pemuda Kalteng tetap mencintai budaya leluhur yang sudah diwariskan secara turun temurun.
“Budaya Kalteng harus tetap eksis di tengah kemajuan zaman. Belajar budaya bukan berarti kita tidak mau menerima perkembangan zaman. Namun belajar budaya lebih kepada cara kita memertahankan budaya itu sendiri,” demikian akhiri Guntur. (sho/fm)