PANGKALAN BUN – Kronologi pembunuhan terhadap bidan Desa Penyombaan, Kecamatan Arut Utara (Aruta), Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Dinie Prasetya (27), akhirnya terungkap setelah kepolisian meringkus ASP. Dia membunuh Dinie menggunakan palu dan pisau, lalu menguburkan di tepi sungai.
Wakapolres Kobar Kompol Dhovan Oktavianto menuturkan, ASP memiliki hubungan asmara dengan Dinie. Namun, Dinie menyampaikan bahwa orang tuanya tidak merestui hubungan tersebut.
"Korban meminta kepada pelaku untuk menjahuinya, kemudian antara korban dan pelaku sempat cekcok. Pelaku bilang ke korban, kamu menyuruh saya menjauhi kamu karena ada laki-laki lain yang mau sama kamu," ujar Dhovan menirukan ASP, Selasa (19/9).
ASP lantas mengancam akan membunuh korban. Pada malam hari setelah cekcok tersebut, ASP datang ke rumah korban. Kedatangannya tidak dihiraukan oleh Dinie. Seketika pelaku langsung mengambil palu kemudian memukulkan tepat di kepala korban dan juga menusukan dada korban dengan pisau hingga meninggal dunia di mess Dinie.
"Setelah korban meninggal dunia, pelaku mengambil terpal untuk membungkus korban dan mengangkat ke belakang rumahnya dan menyeret ke pinggir sungai," tuturnya.
Jasad korban yang sudah dalam keadaan terbungkus terpal kemudian diangkat ke sampan, lalu dibawa ke seberang sungai. Kemudian ASP mengambil cangkul dan mengubur korban di pinggiran sungai.
"Setelah selesai, pelaku kembali lagi ke rumah korban, membersihkan percikan darah yang tersisa di rumah korban untuk menghilangkan jejak. Setelah itu pelaku mengambil barang yang ada di rumah korban. Setelah mengunci rumah korban, pelaku lantas kabur," terangnya.
Dhovan mengungkapkan, ASP dalam pelarian hampir sebulan setengah. Saat diringkus di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), pelaku sudah hampir sampai di negara Malaysia.
"Rencananya dia mau kabur ke Malaysia untuk menghilangkan jejak," pungkasnya. (jok/yit)