PANGKALAN BUN - ASP terancam hukuman seumur hidup. Dia dijerat pasal 340 KUHP setelah disangka membunuh bidan Desa Penyombaan, Kecamatan Arut Utara, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Dinie Prasetyani (27).
Kapolres Kobar AKBP Pria Premos melalui Wakapolres Kobar Kompol Dhovan Oktavianto menyampaikan, tersangka pembunuhan bidan dijerat pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Tersangka telah mengaku merencanakan pembunuhan tersebut.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, palu dan pisau yang digunakan ASP untuk menghabisi kekasihnya tersebut telah dipersiapkannya dari rumah. "Palu dan pisau yang digunakan untuk membunuh sudah disiapkan tersangka," ungkapnya.
Hingga saat ini anggota Polres Kobar masih mencari palu dan pisau yang digunakan tersangka untuk menghabisi nyawa kekasihnya. Kedua barang bukti tersebut telah dibuang oleh tersangka.
"Sementara alat bukti palu dan pisau masih dalam pencarian, akan tetapi cangkul untuk mengubur korban di tepi sungai sudah kita temukan," katanya.
Pembunuhan terhadap Dinie Prasetyani (27) ini dipicu oleh rasa cemburu. ASP gelap mata setelah Dinie menyudahi hubungan asmara dengannya lantaran orang tua tidak menyetujuinya.
ASP lantas mengambil palu kemudian memukulkan tepat di kepala korban dan juga menusukan dada korban dengan pisau hingga meninggal dunia. Setelah Dinie meninggal dunia, ASP mengambil terpal untuk membungkus korban dan mengangkat ke belakang rumahnya dan menyeret ke pinggir sungai.
Jasad korban yang sudah dalam keadaan terbungkus terpal kemudian diangkat ke sampan, lalu dibawa ke seberang sungai. Kemudian ASP mengambil cangkul dan mengubur korban di pinggiran sungai.
Setelah selesai, ASP kembali lagi ke rumah korban, membersihkan percikan darah yang tersisa di rumah korban untuk menghilangkan jejak. Setelah itu dia mengambil barang yang ada di rumah korban. Setelah mengunci rumah korban, dia kabur.
Setelah hampir sebulan setengah, ASP diringkus di Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Penangkapan ini pun mengkonfirmasi identitas kerangka yang ditemukan warga di pinggir Sungai Arut Senin (4/9) lalu. (jok/yit)