KUALA KURUN – Masyarakat Desa Tumbang Hakau, Kecamatan Kurun, sangat mendambakan hadirnya layanan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dengan demikian, diharapkan akan dapat mengurangi beban pengeluaran mereka memenuhi kebutuhan listrik.
”Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan terhadap listrik, masyarakat menggunakan genset yang pastinya memerlukan bensin. Biasanya dalam sehari, minimal membeli dua liter bensin sebesar Rp 20 ribu. Kalau satu bulan paling tidak Rp 600 ribu hanya untuk listrik,” keluh Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tumbang Hakau Rumaidi, Minggu (24/9).
Biasanya, lanjut dia, dengan bensin sebanyak dua liter tersebut, genset hanya dapat beroperasi selama beberapa jam. Untuk itu, masyarakat desa lebih memilih mengoperasionalkan genset hanya malam hari.
”Operasional genset tersebut juga terbatas, mulai pukul 17.30 WIB, dan selesai ketika bensin habis pada pukul 22.00 WIB,” terangnya.
Selama penggunaan genset tersebut, lanjutnya, barang-barang elektronik masyarakat juga berisiko mengalami kerusakan, mengingat arus listrik tidak stabil.
”TV saya saja baru-baru ini rusak karena tegangan listrik genset yang tidak stabil. Tapi, mau bagaimana lagi, layanan PLN memang belum masuk di sini, mau tidak mau kami menggunakan genset,” tuturnya.
Dia mengharapkan layanan listrik PLN segera masuk dan tersedia di wilayah itu. Dengan demikian, mereka dapat menghemat pengeluaran dan dapat merasakan listrik sepanjang hari tanpa diliputi kekhawatiran alat elektronik cepat rusak.
”Ini harapan kita, kehadiran layanan listrik di sini sangat didambakan masyarakat, khususnya di Desa Tumbang Hakau,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala PLN Rayon Kuala Kurun Quranis Eka Zulstra mengatakan, layanan listrik di Desa Tumbang Hakau saat ini masih dalam evaluasi terkait daya mampu sistem PLN.
”Jika tidak ada kendala, akhir tahun 2017 ini layanan PLN sudah masuk ke Desa Tumbang Hakau,” tandasnya. (arm/ign)