SAMPIT—    Penanganan kebakaran hutan lahan (Karhutla) di Kotim tahun ini, masih hanya mampu menjangkau areal seluas 62,48 hektare dari luasan lahan terbakar seluas 266.727 hektare. Tidak maksimalnya penanganan karhutla itu dikarenakan banyak kendala di lapangan, dan tim tidak mampu maksimal bergerak.

Plt Sekda Kotim Halikinnor menyampaikan, kondisi tersebut dimaklumi pihaknya, sebab selain masalah alat pemadam yang tidak dapat menjangkau lokasi kebakaran,  sumber air dan kurangnya anggota tim juga menjadi persoalan.

”Saat ini kami coba berkoordinasi dengan pihak provinsi, dan megusulkan beberapa alat bantuan untuk penanganan kebakaran hutan yang terjadi di Kotim. Salah satunya helikopter pengebom air,” ujarnya, akhir pekan tadi.

Sementara itu dana yang disiapkan Pemkab Kotim, di pos dana darurat tak terduga untuk penanganan Karhutla yakni sebesar Rp 2 miliar, dan saat ini sudah diajukan sebesar Rp 500 juta untuk biaya penanganan kabakaran hutan dan lahan..  

”Dana tersebut hanya bisa digunakan bila karhutla di Kotim sudah berstatus siaga seperti saat ini, jika masih waspada tidak dapat digunakan,” tambah Halikin.

Menurutnya, upaya penanganan  Karhutla juga perlu kerja sama dari berbagai pihak, terutama dari Perusahaan Besar Swasta (PBS) perkebunan sawit melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Untuk itu dalam pekan ini dirinya juga akan berkoordinasi dengan forum CSR, agar dapat membantu mendukung penanganan Karhutla.

”Kami upayakan agar mereka dapat membantu alat pemadam kebakaran, minimal yang portable. Sehingga dapat digunakan tim, untuk menjangkau kebakaran yang tidak bisa didatangi mobil pemadam,” pungkas Halikin. (dc/gus)