SAMPIT – Murka Bupati Kotim Supian Hadi terkait keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan ikon jelawat Sampit sia-sia. Pemkab membuka peluang agar PKL bisa kembali berdagang. Alasannya, lokasi wisata itu disebut-sebut sepi pengunjung karena tak ada hiburan yang biasanya disediakan PKL.

”Memang agak sepi jika dibanding sebelumnya. Kita akan perjuangkan (PKL bisa kembali). Pedagang dan pelaku usaha akan diundang dalam rapat pada Selasa (3/10) untuk mencarikan solusinya. Mereka tidak meresahkan dan bisa mendukung pariwisata di kota ini,” kata Kabid Perdagangan Disdagperin Kotim M Tahir, Jumat (29/9) malam.

PKL yang jumlahnya di bawah 10 orang itu sebelum ditertibkan mendapat izin dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kotim. Izin diberikan pada PKL yang menyewakan mainan anak-anak untuk meramaikan lokasi tersebut. Hal tersebut merupakan kebijakan Kepala Disdagperin Kotim sebelumnya, Mudjiono.

Keberadaan PKL itu sempat membuat Supian murka. Apalagi ada yang mencatut namanya, bahwa PKL bisa berdagang atas izin langsung dari orang nomor satu di Kotim ini.

”Saya minta segera kosongkan areal ikon dari pedagang. Saya tidak pernah memberi izin kepada siapa pun untuk berjualan di areal tersebut. Meskipun sempat ada yang mengusulkan, tapi saya tolak,” kata Supian, 27 September lalu.

Supian mengaku akan menyelidiki orang yang memberi izin di areal tersebut dan ke mana uang yang ditarik dilarikan. Terlebih kejadian tersebut cukup menyita perhatian publik setelah diributkan di media sosial.

”Saya tidak pernah memberikan izin kepada siapa pun untuk berjualan di sana, apalagi ini sampai mencatut nama saya, Pak Wabup (Taufiq Mukri), oknum polisi, oknum pejabat di pemerintahan. Akan saya tindak lanjuti hal ini,” tegasnya saat itu. 

Fasilitas Baru

Sementara itu, M Tahir mengungkapkan, pihaknya menyediakan fasilitas baru untuk menikmati keindahan Sungai Mentaya di lokasi Ikon Jelawat. Lokasinya di lantai III kios di kawasan tersebut. Tingginya sekitar 25 meter dari permukaan sungai, sehingga pengunjung akan puas menikmati suasana.

”Ini yang masih belum diketahui masyarakat. Bisa dirasakan sendiri bagaimana indahnya pemandangan Sungai Mentaya yang dihiasi patung jelawat,” katanya.

Menurut Tahir, hal tersebut segera akan direalisasikan sebelum malam tahun baru 2018  mendatang, agar masyarakat bisa menikmati keindahan sungai yang dihiasi kembang api saat malam pergantian tahun.

”Kita akan mengajak dan mengundang investor dalam kota maupun luar daerah. Siapa saja boleh. Tempat ini memang untuk bersantai. Pengusaha bisa membuka tempat karaoke dan hiburan lainnya, untuk melengkapi masyarakat yang menikmati pemandangan nantinya,” ungkap Tahir.

Selain itu, lanjutnya, masyarakat juga bisa menikmati suguhan makanan dan minuman di kios tersebut. Kemudian, tahun depan ada akuarium raksasa yang berisi berbagai jenis ikan di Sungai Mentaya. (mir/ign)

WARNING: Semua informasi yang ada di website sampit.prokal.co adalah hak cipta penuh Harian Radar Sampit. Dilarang keras menjiplak atau menyalin semua informasi di website ini ke dalam bentuk dokumen apapun (untuk kepentingan komersil) tanpa seizin Radar Sampit. Pihak yang melanggar bisa dijerat UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan perubahannya dalam UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Like & Follow akun resmi Radar Sampit fanspage

Facebook: Radar Sampit

Twitter: radarsampit

Instagram: radarsampitkoran