KUALA KURUN – Ambruknya jembatan Sei Konjoi beberapa waktu lalu, menjadi berkah tersendiri bagi sebagian warga sekitar. Mereka memanfaatkannya dengan membuka layanan feri penyeberangan. Dalam menjalankan usaha sampingan tersebut, mereka melayani masyarakat, peserta didik dan pengendara roda dua yang ingin menyeberang.
”Usaha sampingan ini boleh saja dilakukan. Tapi selalu kita ingatkan, agar dalam operasionalnya, pengelola feri harus mengutamakan layanan kepada peserta didik yang hendak berangkat dan pulang sekolah,” kata Kapolres Gunung Mas (Gumas) AKBP Ardiansyah Daulay SIK melalui Kapolsek Kurun Iptu I Made Suta, Rabu (4/10).
Selain itu, pengelola feri juga diminta tidak menentukan besaran tarif bagi masyarakat yang ingin menyeberang, serta selalu memperhatikan keselamatan penumpang, dengan menyiapkan pelampung.
”Beberapa waktu lalu, ada laporan dari masyarakat yang mengeluhkan harga yang ditetapkan feri penyeberangan tersebut cukup tinggi kepada anak-anak sekolah serta masyarakat umum. Namun, setelah kita pantau, ternyata laporan itu tidak sepenuhnya benar,” katanya.
Bahkan, lanjut dia, peserta didik yang berangkat dan pulang sekolah dengan menggunakan jasa feri penyeberangan, tidak dipungut biaya sepeser pun.
”Peserta didik kan berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu, jadi alangkah lebih baik jika kita membantu, dengan tidak mengenakan tarif kepada mereka pada saat menyeberang,” ujarnya. (arm/ign)