SAMPIT –Kanit Reskrim Polsek Ketapang, Ipda M Romadhon mengatakan, kasus geng remaja yang meresahkan masyarakat beberapa waktu lalu dinilai dibentuk dan beraksi bak organisasi resmi (profesional).
Bagaimana tidak, beberapa kelompok yang saat ini dalam monitor Polsek Ketapang sudah memiliki nama, bendera dan atribut yang bisa dibilang teratur dan sistematis.
”Pembentukannya (geng) layaknya organisasi profesional. Selain nama, mereka juga pakai bendera dan atribut yang diberi tulisan dan gambar sablon/desain macam-macam,” kata Romadhon, Selasa (10/10) siang.
Romadhon menambahkan, bahwa saat ini pihaknya sedang memonitor dua geng yang dinilai kerap berbuat onar pada malam hari. Meskipun secara garis besar sudah dibubarkan, namun pengawasan terhadap pergerakan mereka masih tetap diawasi, guna menghindari aksi tawuran.
Dua geng tersebut diketahui bernama Camp Akhir (Gerombolan Malaikat Tawuran) dan Sampit Punya Cerita. Kedua kelompok meresahkan tersebut, kata Romadhon, sebelumnya sudah dibubarkan pada September lalu ketika Tim CRT Camar melakukan gait patroli rutin.
”Sudah kami (Polisi) bubarkan sebetulnya mereka (dua geng) itu. Namun, kenapa masih kita lakukan monitoring terus, tujuannya agar memastikan bahwa tidak ada lagi aksi tawuran oleh mereka, atau paling tidak oleh kelompok-kelompok tertentu yang seperti mereka,” terangnya.
Seperti diketahui beberapa waktu sebelumnya, beberapa kelompok geng yang terdiri dari para remaja di bawah umur meresahkan warga Ketapang dan Baamang. Meskipun sudah berkali-kali ditangkap, namun mereka masih saja beraksi dan berkumpul di tempat-tempat sepi.
Terakhir kali, Polsek Ketapang sempat mengamankan Pelaku pembacokan atas nama Mikel Zakson (15), warga Jalan Haji Anang Santawi, Gang Sedap Malam, Kelurahan Ketapang. Mikel sempat buron setelah membacok korban bernama Yoga Pratama (13), warga Jalan Sukabumi, Gang Almudmainah, Kelurahan Baamang, Kecamatan Baamang, saat terlibat aksi tawuran pada 26 Agustus lalu. (ron/fm)