SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 17 Oktober 2017 14:36
Misteri Kematian Bunga Mulai Terkuak

Pergi Berdua Dini Hari, Suami Sempat Bilang Fitri Bunuh Diri

Nur Fitri alias Bunga semasa hidup.(DOK. RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Misteri kematian Nur Fitri alias Bunga (24) mulai ada titik terang. Sekitar tiga jam sebelum dia tewas, Bunga ternyata bepergian bersama sang suami, AT. Keterangan itu diungkap sejumlah tetangga dan petugas keamanan di kompleks perumahan tempat tinggal korban dan suaminya di Perumahan BMT Sinar Fajar.

Radar Sampit yang menelusuri misteri kematian wanita muda itu sepanjang Senin (16/10), menemukan sejumlah fakta tersembunyi. Menurut penuturan tetangga yang ditemui di sekitar rumah korban di kompleks perumahan itu, Fitri sempat keluar pada malam kejadian sekitar pukul 01.00 bersama AT menggunakan mobil hitam milik korban.

Satu jam kemudian, sekitar pukul 02.00, AT datang. Namun, dia tak bersama sang istri yang disebut-sebut dinikahinya secara siri itu. Satpam yang merasa heran pun sempat bertanya. ”Bu Fitrinya mana pak? Tadi kan perginya berdua. Tumben sendirian?” kata Agus Subagyo, Sabtu (15/10) dini hari lalu.

Saat ditanya, AT nampak bingung. Dia tidak menjawab pertanyaan satpam yang membukakan portal untuknya. Dia justru memilih langsung pergi begitu saja masuk ke dalam kompleks perumahan. Beberapa saat kemudian, AT terlihat pergi menggunakan sepeda motor.

AT sempat bertanya perihal keberadaan Fitri pada dua satpam yang berjaga di pintu keluar perumahan. Namun, satpam justru bingung karena mereka tak mengetahui keberadaan Fitri.

Setelah itu, warga melihat AT mondar-mandir dan kebingungan di areal perumahan itu, sebelum akhirnya kembali ke rumahnya untuk mengambil mobilnya dan pergi sekitar pukul 02.30.

”Ada beberapa warga yang melihat pak AT itu pergi lagi menggunakan mobil setelah mondar-mandir pakai motor. Bahkan, ada pengguna jalan yang sempat menegurnya (AT) karena terlihat mengemudikan mobilnya, bolak-balik di sekitar lokasi penemuan mayat, Jalan Pramuka,” kata Acil Nur, tetangga korban.

Fitri ditemukan tewas mengenaskan di pinggir Jalan Pramuka, kilometer 3,5, Sabtu (14/10) pagi. Bunga ditemukan warga yang melintas. Kondisinya mengenaskan. Jasadnya tertelentang di bahu jalan, di antara semak-semak dengan kepala berlumur darah.

Berdasarkan hasil visum tim forensik, ada benturan benda tumpul di bagian kepala hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Polisi mengindikasikan ada unsur penganiayaan hingga menyebabkan korban tewas.

Menurut keterangan tetangganya, di malam sebelum kematiannya, sekitar pukul 20.30, korban sempat bersitegang dengan suaminya lantaran tidak diajak pergi ke salah satu undangan pesta ulang tahun teman AT. Setelah bersitegang, AT pergi begitu saja meninggalkan sang istri.

Setelah kembali, pasangan suami istri yang diduga menikah siri tersebut terlibat adu mulut kembali. Percekcokan mereka terdengar tetangga yang kemudian berhamburan keluar karena penasaran, namun tidak berani mendekat ke rumah korban. Perselisihan dua pasangan suami istri itu terdengar selama lima belas menit.

”Setelah itu, si Fitri langsung pergi bersama suaminya. Tapi, anehnya, mereka semobil. Biasanya mereka pergi itu membawa mobil sendiri-sendiri. Pada malam itu, keduanya terlihat dalam satu kendaraan,” kata seorang warga lainnya.

Informasi yang dihimpun di lapangan, AT dan Fitri pergi ke undangan pesta orang yang berpengaruh dalam bisnisnya. Acara itu digelar di salah satu hotel di Jalan Jenderal Sudirman. Seorang pegawai hotel membenarkan korban dan suaminya pergi ke lokasi tersebut, kemudian pergi beberapa jam setelahnya.

”Saat datang dan menuju ke lobby hotel itu (korban) sempat cemberut sih, tapi mereka tetap kelihatan bersama, seperti tidak ada masalah,” katanya.

Sementara itu, pembantu korban, Pina (34), yang sudah bekerja dengan Fitri sejak dua tahun lalu mengungkap, majikannya memang kerap cekcok dengan suaminya. Namun, cekcoknya hanya sebatas adu mulut karena dipicu cemburu.

”Bu Fitri itu memang orangnya cemburuan. Kalau lihat bapak (AT) jalan atau dekat sama cewek lain sebentar saja, pasti sudah marah-marah,” kata Pina, ditemui di kediamannya.

Pina mengaku kerap mendapati majikannya pulang subuh, sekitar pukul 03.00. Pada malam tewasnya korban, Pina mengaku tak berada di rumah majikannya. Dia tidak menyangka Fitri meninggal dunia dengan luka di kepala dan ditemukan tergeletak di pinggir jalan.

Hingga pagi harinya, dia bekerja kembali seperti biasa mengunjungi rumah korban. Setibanya di lokasi, Pina mengetuk rumah Fitri. Dia sempat bingung karena tidak ada yang membukakan pintu hampir sekitar satu jam.

Pina mulai curiga, karena majikannya tidak pernah membuka pintu selama itu. Setelah lebih dari satu jam, mobil Polisi datang bersama AT. Saat Pina menanyakan kunci pintu rumah korban pada AT, justru jawaban yang mengejutkan terlontar dari mulut suami majikannya itu.

”Saya terkejut saat pak AT mengatakan bahwa Bu Fitri sudah meninggal. Yang saya tidak habis pikir lagi, pak AT mengatakan, meninggalnya bu Fitri karena loncat dari mobil saat berkendara dengannya,” kata Pina.

Sejak kejadian itu, Pina tidak bekerja lagi di rumah korban. Namun, dia membantu AT menjadi petugas kebersihan di kantor milik AT. Hingga sekarang, dia belum percaya majikannya tewas karena bunuh diri dengan meloncat dari mobil.

”Tindakan bodoh dengan melompat dari mobil seperti yang dituturkan oleh pak AT. Itu bukanlah sifat majikan saya (korban). Tidak masuk akal sekali jika memang kejadiannya seperti itu,” tegasnya.

Radar Sampit yang berusaha mengonfirmasi semua temuan informasi itu kepada AT, gagal menemui suami korban tersebut. Dia tak ada di kediamannya. Namun, saat ditemui di kamar jenazah RSUD Murjani Sampit Minggu (15/10) lalu, pria itu nampak berduka. Dia berkali-kali mengusap air matanya karena tak sanggup menahan kesedihan atas kepergian istri mudanya itu.

Sementara itu, aparat kepolisian mengaku belum menahan siapa pun untuk dijadikan tersangka dalam kasus itu. Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Samsul Bahri mengatakan, pihaknya masih melakukan proses penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut.

”Masih proses lidik (kasusnya), tidak ada yang ditahan. Hasil pemeriksaan mayat masih belum keluar laporan resminya,” kata Samsul. (ron/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers