KUALA KURUN – Meningkatnya angka pernikahan dini di Kabupaten Gunung Mas (Gumas) dikhawatirkan tak terkendali. Berdasarkan hasil pendataan keluarga tahun 2015, akumulasi angka pernikahan usia anak mencapai 6.599 pasang. DPRD Gumas meminta perhatian serius dari pemkab terkait hal itu.

”Dari angka di atas, ini sudah sangat mengkhawatirkan, karena implikasi perkawinan usia anak akan mewariskan kemiskinan, tinggi angka kematian ibu dan anak, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, dan pengangguran,” kata anggota DPRD Gumas Untung J Bangas, Jumat (27/10).

Menurut dia, permasalahan pernikahan dini sudah seharusnya mendapat perhatian serius untuk ditekan. Salah satunya melalui imbauan kepada orangtua agar tidak memberikan izin anaknya menikah usia dini dan menyarankannya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

”Peran orangtua sangat penting. Mereka harus memberikan pemahaman kepada anak mereka agar tidak melangsungkan pernikahan usia dini dan memberikan pengawasan lebih, sehingga tidak terlibat dalam pergaulan bebas,” tegasnya.

Selain itu, politikus Partai Demokrat ini juga meminta mantir adat dan kantor urusan agama, agar tidak mudah memberikan izin menikahkan anak di bawah umur. Terlebih yang masih menempuh pendidikan.

”Melalui upaya tersebut, kami yakin mampu menekan persentase pernikahan dini di Bumi Habangkalan Penyang Karuhei Tatau ini,” tuturnya.

Ke depan, tambah dia, setiap anak yang masih berusia belia, harus ditanamkan nilai-nilai pendidikan, agama, dan budaya, baik di sekolah maupun di rumah. Dengan harapan, ketika anak beranjak dewasa, mereka memiliki pemahaman yang baik dan terhindar dari pergaulan negatif.

”Semua langkah dan tindakan pencegahan harus kita lakukan, sehingga dapat meminimalisir pernikahan usia anak di daerah ini,” tandasnya. (arm/ign)