PANGKALAN BUN- Festival kuliner perempuan adat yang diberi nama Mehampar Wadai yang ke dua tahun 2017 ini digelar di komplek Bukit Indra Kencana, Minggu (29/10). Festival ini untuk mengenalkan kue lokal kepada masyarakat, agar bisa dilestarikan sebagai agenda promosi kuliner khas Kabupaten Kotawaringin Barat.
Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah yang hadir diacara tersebut mengatakan, kegiatan festival kuliner Mehampar Wadai ini diinisiasi oleh kalangan perempuan adat yang ada di Kobar. Acara Mehampar Wadai ke dua kalinya ini terbilang sukses dan mendapatkan sambutan masyarakat, yang sangat meriah.
Bahkan, saat festival ini digelar , sempat menarik perhatian bebrapa turis dari Belanda yang turut hadir menikmati kue lokal khas Pangkalan Bun. Sehingga, acara festival ini merupakan salah satu cara mengenalkan makanan lokal, yang ada sejak puluhan tahun lalu. Karena kue yang dibuat tersebut, juga sering disajikan untuk acara di Kesultanan Kutaringin.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan Mehampar Wadai ini. Acaranya sukses dan berebut makanan ini merupakan hal yang wajar, karena kue tradisional ini jarang dibuat. Maka untuk mengenalkan kembali kue lokal dengan menggelar festival mehampar wadai," papar Ahmadi Riansyah.
Kemudian lanjutnya, di festival ini terdapat puluhan kue tradisional yang dipamerkan diantaranya, Keropok manggala, Pais Labu, Putu Basah, Gayam Pulut, Wadai Rongas, Sesagon, Hamparan Tatak. Kemudian ada Putu mayang, Wadai puli, Babongko, Kelapon, Sarang Somut, Roti Burung, Apam Tanak, Talok Bakung, Putri Salad dan masih banyak kue lainnya.
"Ternyata festival kuliner mehampar wadai ini mampu menyedot perhatian banyak pihak. Khususnya banyak wisatawan asing yang turut hadir dan bisa merasakan kuliner ini secara langsung," tambah Ahmadi.
Diharapkannya ke depan, acara tersebut bakal dibuat lebih meriah dengan jumlah kue atau wadai yang jumlahnya lebih banyak. Sehingga semakin banyak yang tahu kue lokal Pangkalan Bun.
Kemudian, dari Dinas Pariwisata Kobar dimintanya juga harus memperhatikan para perempuan adat. Baik dengan menggelar acara pada momen-momen tertentu, termasuk saat HUT Kobar.
Selain itu, dalam rangka pembinaan terhadap pembuat kue ini, seperti untuk acara di pemerintahan agar menggunakan kue tradisional. Sehingga bisa memberi pendapatan bagi pembuat kue lokal.
"Bukan sekedar wacana, bahwa hasil diskusi yang digelar di saat festival kuliner perempuan adat ini juga bakal menjadi catatan bagi Pemkab Kobar ke depan. Termasuk permintaan agar kue tradisional disajikan pada saat acara resmi pemerintahan, dan ini sangat kita dukung. Ini sebagai langkah untuk melestarikan kue tradisional khas Kesultanan Kutaringin,” pungkas Ahmadi Riansyah. (rin/gus)