SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 12 Desember 2017 11:20
GILA!!! Barangnya Sudah Mahal, Stok Kosong, Pil Setan Masih Diburu
DISITA: Jutaan pil Zenith yang disita aparat kepolisian saat akan diselundupkan ke Sampit, pekan lalu. (FOTO: TAMAMU RONY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Konsumen Zenith di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) masih berupaya memburu obat keras daftar G itu di pasar gelap. Padahal, stoknya kian habis setelah aparat mengamankan dua unit truk pengangkut Zenith di Pelabuhan Sampit. Di sisi lain, warga khawatir angka kriminal meningkat terkait peredaran Zenith.

”Dua hari terakhir ini memang sulit cari obat itu. Katanya stok habis,” ujar At, seorang karyawan perkebunan di daerah Kecamatan Antang Kalang, Minggu (10/12).

Pria pemakai Zenith ini mengaku datang ke Kota Sampit hanya untuk mencari obat yang dilarang peredarannya itu. Namun, dia harus gigit jari karena barang yang diinginkannya tak tersedia setelah aparat mengamankan dua Zenith truk pada Rabu (7/12) malam lalu.

At mengaku mendapat pesanan dari rekannya agar membawa stok Zenith saat kembali bekerja di Antang Kalang. Mereka berani membeli dengan harga Rp 150 ribu per 10 butir.

Harga Zenith sebelumnya hanya sekitar Rp 40 ribu per butir. Karena stok langka setelah aparat gencar memberantas peredarannya, harganya melonjak sejak November lalu.

”Sebelum ada kabar tertangkapnya jutaan butir Zenith ini, harganya sudah mencapai Rp 140 ribu,” kata At.

Salah seorang pengguna Zenith aktif lainnya, mengaku masih memburu pil setan itu ketimbang minuman keras. Pasalnya, mengonsumsi Zenith lebih enak dibanding miras. ”Kalau beli arak itu minumnya sakit, tapi kalau Zenith, makan 5-6 butir gak  terasa,” katanya, seraya meminta namanya tak disebutkan.

Menurutnya, di pedalaman, peredaran sabu dan Zenith bersaing. Kedua barang haram itu sudah memiliki pangsa pasar tersendiri. Pengguna sabu biasanya kalangan yang memiliki uang berlebih, sedangkan Zenith dikonsumsi pecandu yang ekonominya pas-pasan.

”Biasanya, kalau orang menggunakan sabu, tak mungkin mau minum Zenith. Begitu juga sebaliknya. Selain gengsi, kalau zenith membuat mabuk, sedangkan sabu bisa membuat semangat kerja,” katanya.

Warga pedalaman, lanjutnya, kadang menggunakan obat itu agar kuat bekerja jadi buruh. Mereka tak segan membeli obat tersebut meski harganya mahal.

Di sisi lain, sebagian warga khawatir kenaikan harga Zenith berimbas pada tindak kriminal. Para konsumennya dinilai bisa berbuat nekat memperoleh uang untuk membeli Zenith, misalnya dengan mencuri atau merampok. Meski demikian, warga mendukung upaya pemberantasan oleh aparat.

”Saya takut sekali, kalau harga barang itu naik, pembelinya makin merajalela berbuat kejahatan, seperti mencuri, merampok, dan lainnya,” kata Yanti (45), warga dari Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan.

Kendati begitu, dia meminta polisi bertindak tegas dalam pemberantasan Zenith dan menangkap pengedarnya, terutama bandar besar yang memesan jutaan butir Zenith dalam dua truk yang disita aparat.

Sementara itu, Ketua LSM Lantera Kartini Forisni Aprilista mengatakan, gencarnya pemberantasan oleh aparat terhadap peredaran narkoba dan obat keras, merupakan kesempatan yang bagus untuk mengubah perilaku anak atau pelajar yang terjerumus pergaulan bebas.

”Bukan hanya laki-laki saja, perempuan juga ada yang terjerumus pergaulan bebas dan mengonsumsi obat keras. Ini kesempatan baik. Perjuangan keras polisi menggagalkan peredaran Zenith sama artinya menggagalkan ribuan orang menggunakan barang terlarang itu,” ujar Forisni.

Dia memahami kesulitan menyembuhkan anak yang candu dengan pil setan tersebut. Namun, dengan pembinaan mental dan spiritual positif, diyakini bisa mengubah perilaku anak untuk berpaling dari barang haram tersebut.

Seperti diberitakan, Polres Kotim mengamankan dua truk berisi 3.740.000 butir Zenith. Dua truk yang diamankan, yakni bernopol KH 8762 AR dikemudikan BA dan truk bernomor N 9076 UV disopiri KA. Zenith itu diselundupkan melalui Pelabuhan Tanjung Mas Semarang ke Pelabuhan Sampit Selasa (6/12), menggunakan KM Kirana I.

Saat berlabuh di Pelabuhan Sampit Rabu (7/12) malam, polisi yang mendapat informasi pengiriman, langsung memeriksa barang yang keluar kapal. Polisi mengamankan dua sopir beserta truk dan isinya. Identitas pemesan maupun pengirim masih gelap. Bahkan, alamat yang dituju untuk pengiriman tidak jelas.

Polda Kalteng dibantu tim dari Direktorat Reserse Narkoba Bareskrim Polri, turun tangan memburu produsen obat keras daftar G itu sampai ke Banten, Jumat (8/12) lalu. Hasilnya, petugas menemukan gudang berisi obat-obatan, antara lain 20 karung obat kuat merk PAE, satu karung obat asam urat merk berantas, lima karung obat kuat Tong Hot Laga, dan lima karung obat kuat urat madu.

Selain itu, polisi juga mengamankan bahan baku pembuatan obat daftar G yang dikemas dalam tong dan ember, sebelas roll gulungan merk Carnophen/Zenith, dua roll gulungan merk trihetbenit, dan lain-lain. (ang/rm-85/mir/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers