KUALA KURUN – Tahun 2018 mendatang, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) akan mengembangkan program padi organik. Ini merupakan produk padi yang dihasilkan dengan cara budidaya organik, dengan memanfaatkan pupuk dan pestisida organik, serta benih lokal.
”Program ini mulai kita laksanakan pada tahun 2018 mendatang, dengan menggunakan lahan seluas 1.700 hektare di beberapa kecamatan,” ucap Kepala DPKP Kabupaten Gumas Kardinal melalui Kasi Pengembangan Lahan dan Irigasi Imanuel Rajani, Senin (11/12).
Program padi organik tersebut merupakan program yang pertama kali di Gumas. Dalam penerapannya akan memanfaatkan lahan-lahan sawah dan ladang yang sudah tersedia, yakni lahan cetak sawah baru, lahan sawah lama, dan juga ladang swadaya masyarakat.
”Lahan sawah dan ladang sudah tersedia. Kita pun akan menginstruksikan kepada para petani, agar menggunakan bibit padi organik pada Musim Tanam (MT) 2018 mendatang,” ujarnya.
Dia menuturkan, keunggulan dari padi organik ini adalah menggunakan kesuburan alami dan didukung dengan pupuk kandang, serta pestisida dengan bahan-bahan yang sumbernya alami. Di samping itu, padi organik ini juga berdampak bagi kesehatan masyarakat, dimana menghasilkan bahan makanan yang sehat.
”Memang dari segi produksi, padi organik ini rendah, tapi dari sisi nilai ekonomis, memiliki harga jual yang lebih tinggi,” tuturnya.
Dia mengakui, pengembangan padi organik ini memang sangat cocok untuk masyarakat, karena memanfaatkan bibit-bibit unggul lokal, dan mampu beradaptasi dengan kondisi tanah di Kabupaten Gumas. Selain itu, ini juga akan menjadi varietas lokal yang unggul.
”Kami berharap, padi organik ini bisa menjadi produk unggulan dan ciri khas dari produk kita. Nantinya, untuk beras yang dihasilkan, akan kita patenkan dan buatkan dengan nama lokal, sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas,” tandasnya. (arm/yit)