SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 13 Desember 2017 12:19
MENGEJUTKAN!!! Pecandu Zenith Ini Ungkap Seluk Beluk Perdagangan Pil Setan
Ilustrasi. (net)

SAMPIT – Setelah pihak Polres Kotawaringin Timur berhasil menggagalkan pengiriman dua truk berisi 3.740.000 butir zenith, Rabu (6/12) lalu, harga pil setan itu melonjak. Pasalnya, jumlah stok barang haram itu menipis. Ini terungkap dari pengakuan seorang pengguna zenith aktif yang berhasil diwawancarai Radar Sampit, Senin (11/12) siang.

Atas dasar permintaan nara sumber, Radar Sampit menyamarkan namanya dengan sebutan ”Opan”. Ketika ditemui di Stadion 29 November Sampit, dia datang bersama dua orang temannya. Opan usianya masih 17 tahun. Lulusan SMP. Tinggi badannya kira-kira 168 sentimeter, rambutnya lurus, dipangkas dengan model mohawk dan memiliki anting hitam di kedua telinganya. Di tangan kanannya terdapat codet, bekas luka bacok.

Opan pernah sekolah di salah satu SMA negeri di Sampit, namun tidak tamat karena pernah melakukan aksi kekerasan terhadap teman sekelasnya pada 2014 lalu. Dua temannya yang datang bersamanya tadi itu adalah siswa salah satu SMP negeri di Sampit. Satunya berinisial HS (14), datang sambil membawa motor matik dan membonceng AR (14). Keduanya tak membawa helm. Berkaus oblong dan sama-sama memakai celana pendek.

Opan mengaku sudah mengenal zenith sejak 2013. Saat itu, temannya yang memperkenalkan barang haram itu sebagai bentuk persahabatan. Lantas, dia menenggak pil itu. Awalnya, ia tidak merasa aneh usai mengkonsumsi obat tersebut. Namun, lima belas menit setelah dikonsumsi, pil itu bereaksi.

”Rasanya seperti orang yang bangun tidur. Badan saya bugar namun kepala saya jadi pening. Tapi setelah hampir sejam, efeknya baru terasa betul, saya tidak bisa tidur selama sehari lebih,” ujarnya.

Sejak hari itu, Opan ketagihan. Zenith sudah menjadi candu baginya. Lantas dirinya mengunjungi temannya yang memberinya obat itu pertama kali. Setelah selama dua bulan menjadi pecandu aktif dari zenith pemberian temannya itu, Opan kemudian membelinya sendiri.

Ia pertama kali membeli zenith dari seorang penjual di daerah Jalan Muchran Ali, Baamang. Saat itu, kata Opan, ada ”harga perkenalan” dari penjual berinisial ST. Saat itu harga zenith masih murah, Rp 20 ribu per kepingnya. Satu keping berisi 10 butir zenith. Karena perkenalan, Opan hanya menebusnya dengan harga Rp 10 ribu, separuh dari harga asli.

ST ini, menurut pengakuan Opan, merupakan salah satu penjual yang lihai menyamarkan aktivitas penjualan zenithnya. Bisnis barang haram berkamuflase menjadi sebuah toko kelontong yang berada di samping rumahnya.

Peredaran obat yang bisa bikin takatek itu berlangsung selama beberapa tahun. Menurut cerita yang pernah didengar Opan dari si penjual, ST memulai bisnis itu sejak 2011. Diperoleh dari seorang pemasok dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan Semarang, Jawa Tengah. Dari Banjarmasin, ST memperolehnya dari seorang berinisial YF. Setiap kali order, YF mengirimkan pesanan pil setan ST secara bertahap dengan menggunakan jalur darat dan armada yang berbeda-beda.

”Kata bang ST, kalau order itu dikirimnya bertahap. Kiriman pertama sebanyak dua boks, dititipkan melalui travel khusus. Sopirnya orang kepercayaan. Setelah itu di hari berikutnya beda lagi mobilnya. Kadang pakai truk, kadang diantar sendiri oleh penjual,” kata Opan, menambahkan.

Jumlah barang yang diorder ST, lanjut dia, rata-rata sebanyak 8 boks. Habis dalam kurun waktu dua bulan. Bahkan kadang kurang. Pembelinya paling banyak remaja berusia belasan tahun.

Sementara pengiriman dari Semarang didapatkan dari seseorang berinisial WF menggunakan kapal. Hal yang sepertinya sudah menjadi budaya penyelundupan sejak dulu. Biasanya, pengiriman dari Semarang tidak diletakkan pada boks. Melainkan dibawa oleh lima orang kurir dengan meletakkannya pada tas yang didesain khusus.

Oleh karena itulah, kata Opan, ST mematok harga yang berbeda untuk zenith yang didatangkan dari Semarang ini. Selain kualitas dan efek candunya yang berbeda, proses pengirimannya pun berisiko dan memakan biaya operasional lebih besar.

Opan mengaku pernah mengantarkan zenith itu kepada seorang pembeli dari Jalan DI Panjaitan, dia diupah sekeping zenith dan sebungkus rokok. Opan bertemu pembeli di sebuah bangunan kosong di Jalan Pangeran Antasari. Saat itu, sekitar bulan Juni 2014.

Setiap kali mengantarkan orderan, Opan bisa membawa 20 hingga 50 keping zenith yang dibawa menggunakan tas. Dikirimnya pada sore hari sekitar pukul 17:00 menggunakan motor matik.

Rata-rata, penerima bukanlah si pembeli aslinya. Mereka selalu menggunakan jasa kurir untuk mengambil obat-obat itu kepada penjual. Hal itu, dirasa cukup nyaman dan aman. Untuk menghindari razia petugas kepolisian.

Opan tak memungkiri, hal itu sangat beresiko. Polisi bisa saja menangkapnya saat membawa barang bukti. Namun karena kecanduannya, dia tergiur dengan upah sekeping zenith tadi. Lebih baik tak makan dari pada tak menenggak zenith, pikirnya.

Aktivitas seperti itu dilakukan ST dengan sembunyi-sembunyi. Tentu saja. Namun pada 2015, ketika kedok toko kelontongnya hampir terbongkar oleh beberapa warga, ST lantas gulung tikar. Opan mendengar kabar bahwa ST pindah ke daerah Banjarmasin. Ia membawa sisa zenith yang diperkirakan masih dua boks dengan menyewa taksi.

”Tiba-tiba bang ST pindah bersama istri dan dua anaknya. Masih banyak zenithnya, sekitar dua boks. Saya kan sering main di rumahnya. Makanya saya tahu. Pindah katanya karena jualan zenithnya sudah disadari warga di situ (lokasi rumah ST). Mungkin takut digerebek polisi,” imbuh Opan.

Setelah kepindahan ST, Opan harus mencari penjual zenith lagi untuk memuaskan rasa candunya terhadap pil setan itu. Ia lantas dikenalkan temannya dengan seorang pemuda berusia 25 tahun berinisial KS pada awal 2016. KS bukan penjual. Ia hanya kurir. Ketika ditanya Opan di mana bandar yang memiliki zenith itu, KS tak pernah memberi tahu. Hubungan Opan dengan kurir itu tak berlangsung lama. Setelah gencarnya polisi melakukan patroli dan penggerebekan pengedar zenith, KS menghilang. Nomor teleponnya tidak aktif. Semua jejaknya seakan sirna.

Melihat situasi seperti itu, Opan jelas kehilangan pasokan zenith untuk dikonsumsi. Sementara tingkat kecanduannya semakin menjadi. Ia kemudian berusaha untuk mengurangi kecanduannya itu dengan meminum alkohol. Sempat dirinya ditawari untuk mengkonsumsi sabu oleh temannya, namun ia merasa tak cocok dan resikonya lebih tinggi. Opan tak mau mati cepat.

Dengan ditangkapnya dua truk berisi jutaan zenith oleh Polres Kotim beberapa waktu lalu, Opan semakin yakin bahwa kebutuhannya akan zenith harus dihentikan. Terakhir kali Opan menenggak pil itu pada awal Desember lalu. Dibelinya dari seorang teman dari Palangka Raya yang diantar sendiri ke Sampit menggunakan motor.

Saat itu, harganya sudah naik menjadi Rp 100 ribu per keping. Menurut laporan yang diterima Opan, saat ini harga zenith disebut mencapai Rp 130 ribu perkepingnya. Karena kelangkaan dan harga yang mahal, membuat Opan beralih menghisap lem untuk memuaskan takateknya bersama dua temannya tadi.

Dua orang yang datang bersama Opan tadi, HS dan AR, adalah dua remaja pecandu lem. Aktivitas mereka biasa dilakukan di bangunan yang kerap sepi. Baik di gedung maupun sekolahan. Hal itu sudah dilakukan oleh ketiga remaja tersebut selama kurun waktu kurang dari seminggu belakangan, semenjak zenith langka.

”Hisap lem, soalnya baunya enak. Harganya murah, dan lebih aman dari kejaran polisi. Soalnya tidak ada undang-undangnya,” kata HS yang kemudian diiyakan Opan dan AR sambil sesekali tersenyum.

Sebelumnya, Kapolres Kotim AKBP Muchtar Supiandi Siregar mengatakan bahwa dua truk zenith yang ditangkapnya itu berasal dari Semarang untuk dikirim ke daerah Palangka Raya dan Sampit. Namun ketika pihaknya mengecek, dua alamat tersebut fiktif.

Oleh karena itu, saat ini pihaknya sedang melakukan pengembangan kasus untuk mencari tahu pemasok dan pemilik jutaan butir zenith itu.

”Kasusnya masih dalam pengembangan. Untuk alamat yang ditunjukkan dua sopir truk pengangkut zenith itu, sudah kami (polisi) cek dan hasilnya nihil. Alamatnya fiktif,” ujarnya. (ron/yit)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers