SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Jumat, 15 Desember 2017 14:45
Pemahaman Masyarakat Tentang Gizi Masih Rendah
KAMPANYE GIZI : Kepala Bappelitbang Katingan Wim Ngantung bersama jajaran saat mengkampanyekan program gizi nasional usai kegiatan peningkatan gizi ibu dan anak, Kamis (14/13).(FOTO : ANGGRA / RADAR SAMPIT)

KASONGAN - Hari Ibu tahun 2017 diperingati dengan sosialisasi peningkatan gizi ibu dan anak untuk mencegah stunting. Kegiatan tersebut untuk memberikan edukasi kepada kaum ibu terkait pentingnya gizi seimbang, terutama yang berasal dari bahan pangan lokal yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar.

Kepala Bappelitbang Katingan Wim Ngantung mengatakan, pencegahan stunting sejauh ini menjadi salah satu target pemerintah daerah. Kaum ibu menjadi fokus utama dalam sosialisasi tersebut. Mereka diharapkan mampu mengolah serta memahami manfaat pemenuhan gizi sebelum mengolah makanan untuk anak-anaknya. 

"Kegiatan ini merupakan salah satu dari sekian banyak rangkaian untuk mencegah stunting. Semua pihak diharapkan bersinergi untuk mewujudkan program ini ke depan. Dibutuhkan peran serta seluruh masyarakat, khususnya kaum ibu," katanya saat membuka kegiatan di aula Bappelitbang, Kamis (14/12). 

Melalui seminar ketahanan pangan lokal tersebut, masyarakat dituntut mampu meningkatkan kebutuhan gizi anak. Hasilnya nanti bakal menjadi bahan rekomendasi kepada pemerintah daerah terhadap pentingnya gizi.

"Jika ibunya bergizi, maka anaknya diharapkan mampu berprestasi. Karena 1.000 hari kehidupan anak adalah masa-masa keemasan, hitungannya dimulai saat dalam kandungan hingga anak berumur dua tahun," imbuhnya.

Direktur Lembaga Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Kalteng Intan mengatakan, pemahaman kaum ibu terhadap pentingnya pemenuhan gizi seimbang kepada anak dinilai masih rendah. Salah satu akibat yang ditimbulkan yaitu stunting atau pertumbuhan anak yang kurang optimal.

"Bukan hanya mengganggu pertumbuhan anak secara fisik, namun juga mempengaruhi kecerdasan otak anak. Padahal sumber gizi yang dibutuhkan tersebut banyak dan mudah kita temui di lingkungan sekitar," katanya.

Salah satu bahan panganan lokal yaitu, beras merah bernama parei rua, beras sarendah, beras tikang butak, dan banyak lagi. Sedangkan sayuran lebih beragam lagi, sedikitnya terdapat 183 jenis yang telah teridentifikasi.

"Yang dibutuhkan adalah bagaimana kita mengombinasikan semua itu untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Bahkan 62 persen diantaranya bisa kita dapat dari hutan yang ada di Katingan," sebutnya.

Persoalan yang sering dijumpai, yaitu kekurangtahuan masyarakat terhadap gizi. Pasalnya, banyak orang yang menganggap bahwa sumber karbohidrat cuma dari beras. Padahal masih banyak sumber pangan lain yang bisa dikombinasikan.

"Sekarang yang ingin kita sampaikan bahwa banyak sumber pangan lokal yang siap diolah untuk pemenuhan gizi masyarakat. Dan itu murah, mudah diolah, dan yang terpenting ada di sekitar kita," pungkasnya. (agg/yit)


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:50

Ratusan PNS Masih Mangkir, Laporkan Harta Kekayaan

<p>SAMPIT &ndash; Sebanyak 240 Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara di lingkup…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers