SAMPIT— Guru Taman Kanak-Kanak (TK) dituntut selalu meningkatkan kualitas dan kreativitas dalam  memberikan pembelajaran yang menarik terhadap peserta didik. Salah satunya melalui berbagai perlombaan.

Seperti halnya perlombaan yang dilaksanakan, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) PGRI Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Melalui kegiatan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) ke-9, seluruh guru TK yang ada di Kotim berlomba menampilkan kreativitas guna meningkatkan kualitas yang mereka miliki.

Kepala Dinas Pendidikan Kotim Bima Ekawardana menyampaikan, dirinya sangat mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas guru TK yang ada di Kotim. Terlebih kegiatan perlombaan ini dilaksanakan berjenjang hingga ke tingkat nasional, tentunya hal ini menuntut kreativitas guru.

”Saya ingin perwakilan guru TK yang ada di Kotim dapat menembus hingga ke tingkat nasional, menampilkan bakat dan kemampuan mereka di bidangnya masing-masing,” jelas Bima, Sabtu (16/12) sore.

Ketua IGTKI PGRI Kotim Jumiatun mengatakan,  perlombaan yang dilaksanakan memang dilakukan berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, dan nantinya berlanjut ke provinsi untuk mewakili Kotim.

”Para pemenang tentunya sudah melalui penjurian yang begitu ketat oleh dewan juri yang memang berkompeten di bidangnya. Sehingga kami sangat perlu dukungan dan semangat dari berbagai pihak untuk dapat tampil ditingkat provinsi nantinya,” ujarnya.

Ketua Panitia kegiatan Porseni IGTKI PGRI Kotim, Ros Ermawati menjelaskan, adapun perlombaan yang dilaksanakan di antaranya tilawatil quran, meluki dengan jari, cipta lagu anak, bercerita dengan alat peraga, bercerita tanpa alat peraga, dan senam fantasi.   

”Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, dan sudah mendapatkan pemenangnya. Diharapkan para guru yang juara ini dapat mewakili Kotim ke tingkat provinsi dan mampu lolos mewakili Kalteng ke tingkat nasional,” harapnya.

Ditamkahkannya, akan banyak pembelajaran dan pengalaman yang didapat dalam perlombaan yang diikuti 13 kabupaten/ kota se-Kalteng. Serta duharapkan dapat diterapkan dalam memberikan pembelajaran di sekolah. (dc/oes)