PULANG PISAU - Daerah pesisir menjadi keuntungan bagi masyarakat Bahaur, Kecamatan Kahayan Kuala. Di daerah ini, potensi perikanan laut cukup besar. Mayoritas masyarakat bekerja sebagai nelayan dan petambak ikan.
Beragam ikan bisa ditemukan di Bahaur. Mulai dari ikan bawal, tenggiri, patin, peda, udang galah, hingga ikan lobster. Sayangnya, potensi perikanan tersebut tidak ditunjang fasilitas jalan. Saat ini masih banyak ditemukan jalan yang rusak ketika akan menuju tambak-tambak milik pembudidaya ikan.
Camat Kahayan Kuala H. Naedy Rustam mengatakan, hasil panen nelayan pesisir bisa dijual ke Pulang Pisau dan Palangka Raya. Namun, nelayan kesulitan mengangkut karena kondisi jalan dari tambak menuju jalan besar tidak layak.
Dari Kecamatan Bahaur ke lokasi tambak di Desa Sangiang, jalan dan jembatannya rusak parah. Lokasi yang terparah yaitu di Jalan Sei Mangguruh. Mobil tidak bisa masuk hanya jalan setapak untuk dilalui motor saja.
”Karena itu kita kesulitan jual ikan saat sudah masuk panen. Solusinya biar tidak merugi, terpaksa dilepas ke tengkulak yang ngambil dari perairan Banjarmasin," tutur Rustam.
Haji Fasial, pemilik 40 hektare tambak udang di Desa Sangiang, menuturkan bahwa harga lobster yang umumnya di kisaran Rp 300 ribu terpaksa dijual murah Rp 160 ribuan. Begitu juga untuk udang galah yang di pasaran mencapai Rp 190 ribu hanya dilepas 130 ribu saja. Sama halnya dengan udang galah ukuran sedang, saat ini berkisar di harga Rp 100 ribu namun ambil ditambak hanya Rp 65 ribu.
"Dengan banting harga Itupun, jarang yang ambil. Kata pengepulnya kejauhan. Jadi mereka ambil sekaligus bareng panen tambak-tambak lain di sini. Sebenarnya kita di sini mengincar pasar ikan di Palangka Raya. Di sana peminat ikan-ikan lobster atau udang katanya tinggi. Apalagi yang suplai sedikit. Karena jalannya rusak terpaksa kita urungkan dulu," tukasnya. (ds/yit)