PULANG PISAU – Uji coba pertanian padi tanpa bakar di Sungai Landain Desa Gohong, Pulang Pisau, sudah berlangsung hampir 10 hari sejak ditanam Sabtu (6/1) lalu. Kini, 20 penggarap lahan program dari Badan Restorasi Gambut (BRG) Pusat tersebut berharap tanaman padi varietas impara 3 bisa tumbuh subur dan berhasil.
Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Pulang Pisau Rindang mengatakan, lokasi Desa Gohong merupakan percontohan untuk uji coba tanaman padi dengan sistem tanpa membakar lahan.
”Sistem pertanian padi tanpa membakar kali ini memang mulanya dianggap rumit. Terutama ketika menyiapkan lahan sebagai area semai bibit dan lahan untuk menanam padi yang sudah disemai,” katanya.
Dia menuturkan, ada sekitar 8 hektare lahan masyarakat yang dibuka sebagai lokasi percontohan pertama dengan menggunakan alat berat. Setelah dikupas, lahan selanjutnya dibersihkan dengan racun rumput. ”Hanya berjarak puluhan hari, lahan yang bersih sudah bisa ditanami. Padi ini memiliki usia panen relatif singkat, hanya 120 hari," ujar Rindang.
Terpisah, Ketua Poktan Landain Dundung optimistis pertanian tanpa bakar akan berhasil. Selain dibantu areal pasang surut, keberhasilan penanaman jenis padi yang sama di beberapa tempat, menjadi tolok ukur yang diambil. Dia mengusulkan agar Pemerintah Desa Gohong bisa memfasilitasi secara kolektif usulan petani untuk dibantu alat pertanian guna penggarapan lahan.
”Kami minta agar aparat desa bisa membantu secara kolektif pengusulan alat-alat pendukung pertanian pada pemerintah. Misalnya, bantuan eksavator untuk mengupas lahan serta mini traktor untuk menggemburkan tanah. Begitu juga bantuan pupuk atau bibitnya," ujar Dundung.
Menjawab usulan masyarakat, Kades Gohong Yanto Adam mengatakan, memang ada rencana mendukung usaha pertanian masyarakat melalui dana desa. Namun, bantuan bukan diberikan untuk pembelian alat berat atau alat pertanian, melainkan stimulus agar petani mau membentuk kelompok resmi. Setiap kelompok akan dibantu pengusulan proposal kepada pemerintah.
”Pihak desa sebagai pendorong agar kelompok petani ini bisa mandiri. Nanti, kami pikirkan untuk membantu penganggaran rapat atau pembuatan usulan proposal mereka dengan dana desa. Usulan kami akomodir secara kolektif, baik disampaikan pada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat," tandasnya. (ds/ign)