SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Minggu, 14 Januari 2018 00:25
HEBOH!!! Video Penangkapan Buaya Jadi Viral
TEGANG: Potongan video, saat warga berusaha buaya seberat 1 ton di dekat Sungai Mengkahing, Desa Batu Agung Kecamatan Seruyan Tengah, Selasa (9/1) lalu. (FOTO: FB Choiri Sp)

PANGKALAN BUN – Penemuan buaya di dekat sungai Mengkahing (anak sungai) Arut  di desa Batu Agung, Kecamatan Seruyan Tengah Kabupaten Seruyan pada Selasa (9/1) lalu, masih  jadi perhatian masyarakat. Bahkan video penangkapan buaya tersebut viral di media sosial.

Video viral pertama dibagikan akun Facebook Choiri SP. Pantauan Radar Pangkalan Bun,  video amatir dalam akun itu telah dilihat lebih dari 1,5 juta kali, dibagikan sebanyak 20.477 kali dan disukai lebih dari 7.700 orang, serta telah menuai 2.000 komentar. Video itu mulai diposting pada 10 Januari sekitar pukul 1.40 WIB dini hari. Tak lupa, Choiri memberi status video dengan menuliskan “Buaya putih keluar”.

Dalam video berdurasi 14 menit 56 detik itu, tampak sejumlah warga tengah berupaya menaklukan buaya jenis Senyulong (sepit) itu, menggunakan tali tambang. Seolah tanpa rasa takut, mereka mencoba mengikat moncong buaya dengan tali. Bukan tanpa perlawanan, buaya yang terlihat membujur di jalan poros desa tak beraspal itu, sempat membuka mulut lebar-lebar untuk melepaskan diri dari jeratan tali yang coba terus dilingkarkan ke moncongnya.

Pada percobaan awal, warga berhasil menempatkan lubang tali yang disimpul laso (tali untuk mengikat sapi) pada bagian moncong, namun lepas. Berulang kali mencoba akhirnya berhasil namun justru tali mengikat bagian leher.  Tapi dari situlah buaya bisa dijinakkan. Moncong buaya yang diperkirakan berusia puluhan tahun itu, bisa didikat dengan erat setelah salah satu warga menarik jerata tali ke bagian belakang dan warga di depannya melemparkan tali untuk mengikat moncong buaya.

Selain ramai di laman Facebook, video tersebut juga cukup menyita perhatian warganet di media berbagi video youtube. Dalam akun Rust One video itu telah ditonton lebih dari 434 ribu kali. Disukai (like) lebih dari seribu orang dan tidak disukai (dislike) 285 orang. Selain itu video tersebut juga mendapat lebih dari 500 komentar.

Selain ukuran buaya dengan panjang lebih dari 3,5 meter dan berat yang diperkirakan mencapai 1 ton, warna kulit  buaya yang cenderung dominan warna abu-abu keputihan juga sempat menjadi perbincangan.

Seperti diungkapkan Kirno, menurutnya buaya sangat jarang berwarna seperti itu. Apalagi buaya yang habitatnya di sekitar sungai.

”Setahu saya buaya warna kulitnya tidak pucat begitu, buaya sungai cenderung coklat atau pun hitam. Di kawasan Sungai Kumai yang ada di Pangkalan Banteng kadang ada juga, namun kecil ukurannya,”kata maniak mancing ini saat dibincangi, Sabtu (13/1).

Namun terkait hal itu, Lilis Maslikha, dokter hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kobar mengatakan,  warna kulit buaya bisa saja terjadi perbedaan dari biasanya. Selain faktor lingkungan, pigmen kulit bisa juga akibat dari makanan yang dikonsumsi oleh buaya.

”Memang kita tidak memiliki data lengkap terkait buaya itu, kenapa warnanya cenderung lebih cerah dari buaya Senyulong pada umumnya. Selain faktor makanan dan juga kawasan habitat,” katanya.

Ia juga berpendapat bahwa secara umum buaya yang ditangkap warga Sukamandang itu belum dikategorikan putih (albino).

”Tapi bisa jadi perbedaan warna kulit itu juga akibat gen resesif yang ada pada hewan. Dalam gen pembentuk itu kan ada yang dominan dan resesif. Namun secara kasat mata, buaya itu belum bisa dikatakan albino, karena corak warna kulitnya bukan benar-benar putih layaknya hewan albino pada umumnya,”pungkas Lilis.

Penelusuran koran ini, buaya jenis Sepit atau Senyulong (Tomistoma schlegelii) merupakan satu dari tujuh spesies buaya yang bisa ditemukan di Indonesia. Spesies ini tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Ukuran dewasa Senyulong dapat mencapai panjang 3-4 meter. Ciri khas buaya Senyulong dibandingkan jenis buaya lainnya adalah moncongnya yang relatif sempit (rahangnya menyempit secara gradual), pipih dan panjang.

Melihat bentuk moncongnya yang khas ini, mudah dipahami bahwa makanan utama buaya Senyulong adalah ikan dan hewan-hewan kecil. Beberapa temuan terbaru menunjukkan bahwa buaya Senyulong juga dapat memangsa hewan – hewan berukuran besar seperti bekantan,  kera ekor panjang, kalong, bahkan rusa dan manusia.

Namun buaya ini tidak termasuk dalam genus Crocodylus layaknya buaya muara atau buaya nil, melainkan masuk ke dalam genus Gavialis seperti gharial. Dalam bahasa inggris buaya sepit disebut dengan false gharial. Dikutip dari laman animalfriends-id.com, tidak banyak informasi yang diketahui dari buaya sepit ( Tomistoma schlegelii ). Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), populasi buaya sepit diperkirakan di bawah angka 2.500 individu sehingga IUCN memasukkan buaya ini ke dalam kategori Genting (Endangered). Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa buaya sepit adalah hewan yang dilindungi. (sla/gus)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers