SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 23 Januari 2018 17:50
AWAS!!! Predator Sungai Masih Mengintai

Waspadai Serangan Susulan, Bentuk Tim Tangkap Buaya Pemangsa

ILUSTRASI.(NET)

PALANGKA RAYA – Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) membentuk tim untuk menangkap buaya yang memangsa nelayan di Pulang Pisau, Sabtu (20/1) lalu. Predator sungai itu masih berkeliaran bebas, sehingga rawan kembali memangsa manusia.

”Kami akan bentuk tim dan menangkap buaya yang habis memangsa warga, melibatkan pawang buaya yang akan disiapkan camat setempat. Kami akan susun rencana untuk menangkap buaya tersebut,” kata Kepala BKSDA Kalteng Adib Gunawan, Senin (22/1).

Gunawan menuturkan, buaya muara terdapat di beberapa kabupaten di Kalteng, yakni Katingan, Pulang Pisau, dan Kotawaringin Timur (Kotim). Populasi buaya sedang terusik karena penambangan liar, perambahan hutan, dan pembukaan lahan sawit di kawasan hutan.

Buaya itu bisa menyerang manusia karena beberapa faktor. ”Faktornya banyak, termasuk makanan dan sempitnya lokasi pergerakan buaya. Ketersediaan makanan dan habitat yang utamanya,” katanya.

Serangan buaya, lanjut Gunawan, juga disebabkan rusaknya rantai makanan dari alam. Masyarakat diharapkan bisa menjaga dan tidak merusak alam. Apabila beraktivitas di sungai, harus berhati-hati.

”Bila mencari ikan di sungai, harus waspada. Kami akan turunkan tim untuk menyosialisasikan langkah antisipasi agar tidak terulang kembali,” pungkasnya.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran telah menginstruksikan Pemkab Pulpis untuk menindaklanjuti masalah tersebut. ”Jangan ganggu alam dan merusak lingkungan. Warga dan pemkab harus berkoordinasi agar tidak terulang kembali,” katanya.

Kabid Humas Polda Kalteng AKBP Pambudi Rahayu mengatakan, pihaknya telah menurunkan Bhabinkamtibmas dan meminta masyarakat berhati-hati terhadap serangan buaya susulan. ”Kami ingatkan warga agar waspada dan lebih hati-hati agar tidak menjadi korban,” katanya.

Serangan buaya di wilayah Pulang Pisau, juga membuat warga Desa Sebangau Jaya, Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, khawatir beraktivitas di luar rumah. Camat Katingan Kuala H Surianto mengatakan, peristiwa tersebut masih membekas dan membuat trauma warga, khususnya keluarga korban.

Usai kejadian, predator berukuran raksasa tersebut diketahui masih berkeliaran bebas di sekitar perairan. "Warga Desa Sebangau Jaya merasa ketakutan, apalagi ada laporan warga yang mengaku melihat buaya itu masih berkeliaran di muara Sungai Sebangau sejak dua hari terakhir. Peristiwa itu sudah saya laporkan kepada Pak Bupati (Bupati Katingan Sakariyas, Red) maupun BKSDA Kalteng," katanya, Senin (22/1).

Berdasarkan hasil koordinasi terakhir, ujarnya, BKSDA Kalteng rencananya bakal ke lokasi kejadian untuk menangkap buaya muara yang diperkirakan sepanjang 10 meter tersebut.

”Awalnya ada inisiatif dari masyarakat desa untuk menangkap buaya itu menggunakan jasa pawang, tapi dilarang BKSDA. Sebab, buaya tergolong reptil yang tidak boleh diburu, sehingga mereka ingin mengamankan buaya itu hidup-hidup," ujarnya.

Secara administratif, Desa Sebangau Jaya berada di dekat perbatasan antara Katingan dan Pulang Pisau atau tepat di muara Sungai Sebangau. Warga setempat sebenarnya sedari dulu mengetahui sungai itu dihuni banyak muaya muara. 

”Baik di sungai maupun anak-anak sungainya, memang dikenal banyak sekali buaya. Tapi, masyarakat tetap mencari ikan di sana, karena cuma sungai itu yang paling dekat dan menjadi sumber rezeki mereka," katanya.

Berdasarkan informasi warga setempat, jelasnya, reptil yang menewaskan korban berukuran sangat besar. Jarak antara kedua mata buaya itu diperkirakan sekitar dua jengkal tangan orang dewasa. Selain itu, kulit predator itu juga dipenuhi lumut yang menandakan usianya sudah cukup dewasa. 

”Saat itu, rombongan warga mencari korban secara berpencar. Tepat di kerokan lumpur (anak Sungai Sebangau, Red), warga menemukan buaya sedang berjemur. Merasa curiga warga lantas mengusirnya dengan kayu. Benar saja, ternyata tepat di bawah perut buaya itu ditemukan jasad korban yang seperti sedang disembunyikan,” katanya.

Akibat serangan itu, sekujur tangan kiri korban hilang. Selain itu, terdapat luka menganga di bagian wajah, dada, perut hingga selangkangan. Mayat korban langsung dimakamkan hari itu juga.

”Yang diserang memang warga kami, tapi proses hukumnya masuk Pulang Pisau. Makanya pihak kepolisian tidak sempat melakukan visum et refertum (VER) lantaran lebih dulu dimakamkan," tuturnya.

Dia mengimbau warga sekitar tidak kembali beraktivitas apa pun di perairan Sungai Sebangau. Hal itu guna mengantisipasi kejadian serupa.

”Korban sudah berkeluarga dan punya anak satu. Saya berharap pihak BKSDA segera di lokasi untuk mengamankan buaya itu, karena keberadaannya sangat meresahkan masyarakat," katanya.

Seperti diberitakan, Amang (30), warga Desa Sebangau Jaya, Katingan, tewas dimangsa buaya di perairan Sebangau, Pulang Pisau, Sabtu (20/1). Kejadian berawal saat Aman bersama Ari memasang alat tangkap ikan jenis hampang di Sungai Kerokan Lumpur, Desa Hambawang, Kecamatan Sebangau, Pulang Pisau.

Pemasangan hampang harus masuk ke dalam air. Keduanya pun menyusuri sungai. Tiba-tiba Aman menghilang. Setelah dicari, tidak kunjung ketemu.

Ari lalu pulang ke desa dan minta bantuan warga sekitar. Setelah dicari beramai ramai, akhirnya warga melihat seekor buaya tengah memangsa potongan manusia. Sementara Aman ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Kondisi korban mengerikan. Lengan kanan hilang, kaki kiri remuk, dan perut robek.

”Setelah dihalau dengan sepotong ranting, buaya akhirnya pergi dan mayat korban bisa dibawa pulang meski dengan kondisi luka sobek," ujar warga Sebangau. (daq/agg/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers