PANGKALAN BUN-Beredarnya video testimoni temuan telur palsu, yang menyebar di jejaring sosial facebook dan aplikasi chating Whatsapp, lumayan ramai jadi pembahasan para peselancar di dunia internet. Bukan itu saja, kebradaan video tersebut juga direspon oleh Pemkab Kobar melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan UMKM dan Koperasi, setempat.
Dalam video berdurasi 2 menit 42 detik itu, menunjukkan sebuah telur yang diduga palsu sedang dipecahkan untuk dibuka cangkangnya. Selain dibuka, pemeran video yang diduga seorang perempuan itu juga menerangkan cangkang telur yang lebih keras, selain itu kulit ari bagian dalam juga tampak lebih kuat.
Selanjutnya setelah berhasil memecah cangkang telur, pembuat testimoni juga menunjukkan kuning telur yang lebih kuat dan tidak mudah pecah dibandingkan dengan telur secara umum.
Menanggapi video itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan UMKM dan Koperasi Kobar, Tridosono Eko Lusino menilai, video tersebut belum tentu benar. Meski telur terlihat berbeda dari biasanya pihaknya tidak yakin telur yang diduga palsu itu bisa masuk ke Kobar.
"Videonya itu sepertinya dibuat oleh orang di luar Kobar, atau bahkan di luar Kalteng," katanya, Minggu (4/2).
Hingga kini lanjutnya, pihak dinas juga belum menerima laporan perihal telur palsu. Namun Eko yakin, bahwa telur tersebut belum masuk ke Kobar.
"Kita akan pantau ke lapangan, video tersebut bisa jadi akan membuat resah masyarakat. Tapi kita yakin saja kalau para pemasok telur untuk kebutuhan di Kobar tidak akan berani bermain-main dengan mendatangkan telur seperti itu," tegasnya.
Dilain pihak, para penjual telur di pasar Indrasari Pangkalan Bun mengaku tidak terpengaruh dengan beredarnya video tersebut. Penjualan telur berlangsung normal, tidak ada penurunan permintaan.
"Masih seperti biasa, harga telur ayam ras memang turun akhir-akhir ini. Tapi bukan karena terpengaruh video itu," kata Arul, salah satu pedagang telur partai besar di pasar tradisional itu.
Menurutnya, video tersebut belum diketahui secara pasti kebenarannya. "Bisa juga benar, atau bahkan sengaja dibuat untuk menyerang komoditas telur kita," cetusnya.
Arul mengungkapkan, telur-telur yang masuk ke Kobar semua berasal dari pulau Jawa. Pengiriman rata-rata dari Surabaya dan bisa dipastikan berasal dari peternakan masyarakat.
"Sekali kirim bisa 700 dus, yang berisi 12 tray dan setiap tray itu isinya 30 butir. Kita jamin dari peternak lokal. Bukan impor," terangnya.
Selain itu, untuk menjamin kualitas telur, ia dan sejumlah pedagang telur lainnya memasang lampu untuk menerawang telur yang akan dibeli oleh pelanggan. Bahkan pelanggan juga dipersilakan melihat dan memilih sendiri telur yang akan dibelinya.
"Biasanya kita bantu pilihkan. Namun silahkan diterawang sendiri bila ingin mengetahui secara langsung, kita sediakan lampunya," tandas Arul.(sla/gus)