PANGKALAN BUN – Hujan yang mengguyur Kabupaten Kobar dalam beberapa hari belakangan membuat kawasan Arut Utara terendam banjir. Nangamua yang menjadi desa pertama yang terdampak luapan hulu Sungai Arut yang membelah wilayah tersebut. Sekitar 35 kepala keluarga (KK) dari dua RT berbeda kebanjiran sejak Kamis (8/2) lalu.
”Sekitar dua hari yang lalu air mulai naik, namun hari ini sudah mulai surut dan sudah mendingan dari pada awal-awal yang kemarin,” katanya, Sabtu (10/2).
Meski luapan sungai belum sampai merendam bagian dalam rumah, namun naiknya air membuat aktivitas warga terhambat. Bahkan sebagian warga terpaksa harus berjaga-jaga untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
”Airnya memang belum masuk rumah, masih sebatas di teras saja. Paling tinggi sekitar 60 centimeter. Tapi mengganggu aktivitas warga. Jalan kampung tidak bisa dilintasi kendaraan, warga menggunakan sampan untuk menuju wilayah yang tidak terkena banjir,” terangnya.
Selain Nangamua, luapan sungai Arut juga merendam jalan poros penghubung antara Desa Sukarame dan Kelurahan Pangkut. Jalan yang kini sedang dalam proses pengerjaan oleh konsorsium perusahaan perkebunan kelapa sawit itu di bgaian terendahnya terendam hingga kedalaman 50 centimeter.
”Paling dalam sekitar 60 centimeter, mobil dobel kabin kalau dipaksa melintas bisa saja. Tapi kalau untuk motor dan mobil kecil bisa mogok karena mesin sudah terendam,” kata Kepala Desa Sukarame, Tengau saat dihubungi koran ini.
Terpisah, Camat Arut Utara Marwoto menjelaskan, banjir Nangamua sudah berangsur-angsur surut. Namun untuk jalan yang terendam di Desa Sukarame masih cukup membahayakan bila dilintasi kendaraan.
”Nangamua sudah mulai surut, tapi Sukarame jalannya masih terendam cukup dalam. Jalan yang terendam sepanjang sekitar 75 meter. Dan semoga saja malam nanti (kemarin) tidak hujan sehingga debit air sungai Arut tidak kembali meninggi,” terangnya. (sla/yit)