PANGKALAN BUN - Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) Hj Nurhidayah menghadiri pagelaran wayang kulit di Desa Pangkalan Satu, Kecamatan Kumai pada Sabtu (10/2) malam.
Kegiatan yang berlangsung di lapangan sepak bola Desa Pangkalan Satu ini adalah untuk memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Desa Pangkalan Satu yang ke-16. Pagelaran wayang kulit kali ini menghadirkan Ki Dalang Bayu Aji Pamungkas dengan lakon Narayana Krida Brata.
Dalam sambutannya, Bupati mengucapkan selamat kepada seluruh warga desa Pangkalan Satu atas hari jadinya yang ke - 16. Bupati berharap momentum ini semakin memperkuat rasa kebersamaan dan kekeluargaan antar warga masyarakat. Nurhidayah juga menyambut baik dan mendukung pelaksanaan pegelaran wayang kulit kali ini.
"Saya berharap kegiatan kesenian semacam ini dapat terus disemarakkan di seluruh wilayah Kobar, agar nilai-nilai kebudayaan dan tradisi dapat terus terjaga," kata Bupati perempuan pertama di Kobar ini.
Ia juga berpesan kepada jajaran Pemerintahan Desa Pangkalan Satu, agar sunguh-sungguh dan serius dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya, menyikapi secara cepat apabila muncul permasalahan dan melayani masyarakat dengan baik dan ikhlas.
Selain itu Bupati, kegiatan ini juga dihadiri tokoh sekaligus pengusaha ternama asal Kabupaten Kobar, HM Ruslan AS, Ketua DPRD Kobar Triyanto. Tidak ketinggalan juga mantan Bupati Kobar H Ujang Iskandar dan Bambang Purwanto, termasuk Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda). Kehadiran Bupati kobar bersama rombongan dilokasi acara disambut tari reog Ponorogo dan tari Gambyong.
Kades Pangkalan Satu, Mujiono mengatakan bahwa dulu desa yang dipimpinnya masih gabung dengan Desa Bumi Harjo, karena minimnya Sumber Daya Manusia (SDM). Namun seiring kemauan kuat dan kerja keras akhirnya Desa Pangkalan Satu bisa pisah dan mandiri.
Mujiono berharap kedepan Desa Pangkalan Satu semakin maju dan berkembang serta lebih aman, damai, religius dan sejahtera.
Ia menuturkan dana untuk semua kegiatan pagelaran wayang kulit juga untuk rangkaian HUT Desa ini menghabiskan sekitar Rp 255 juta,dan hanya terpakai Rp 250 juta. Dana ini tidak memakai dana desa yaitu murni dari swadaya masyarakat dan para donatur dari lingkungan perusahaan sekitar desa.
"Kami ucapkan apresiasi kepada pihak perusahaan dan para donatur yang membantu kegiatan ini," ujarnya.
Sekadar diketahui, selain wayang kulit tiga hari berturut-turut, warga juga disuguhi kesenian Jaranan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. “Selain itu juga digelar acara Pangkalan Satu Bersolawat,” tandasnya. (sam/fm)