PALANGKA RAYA – Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran menegaskan, lembaga ini mengambil sikap independen atau tidak berpihak pada kekuatan politik apapun saat pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak pertengahan tahun ini.
Terkait hal tersebut, jelas Agustiar, pihaknya telah melakukan pertemuan dan seluruh jajaran pengurus DAD kabupaten dan kota. Dari pertemuan tersebut menghasilkan rekomendasi yang diantaranya soal netralitas DAD saat pilkada.
”Kemarin sudah ada rapim (rapat pimpinan). Banyak sebetulnya yang kesimpulan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut. Tapi memang, sekarang ini kita sikapi yang dekat ini (pilkada, Red), jadi intinya ada soal netralitas yang kami tekankan pada hasil rapim,” katanya, Minggu (11/2)
Bahkan DAD Kalteng sendiri terpaksa menunda musywarah daerah (Musda) penunjukan ketua DAD di beberapa kabupaten guna menghindari terjadinya unsur politik setelah ditentukannya pengurus baru menjelang pilkada ini.
”Oknum DAD silakan mau mendukung, tapi jangan bawa bendera DAD, jangan bawa nama DAD. Secara pribadi saja. Karena kalau organisasi kita ini sudah kita tegaskan netral tidak akan memilihak pada pasangan manapun,” tegasnya.
Ia mengakui dibeberapa daerah yang melaksanakan pilkada, tidak sedikit pengurus DAD yang terjentun bahkan maju pada hajatan lima tahunan tersebut. Dirinya tidak melarang hal tersebut, karena hal tersebut hak pribadi seseorang. Hanya saja yang perlu dicatat, mereka yang maju ini tidak boleh mengatasnamakan DAD.
“DAD organisasi yang tidak berpolitik, tapi didalamnya adalah orang-orang yang mengerti soal politik. Karena itu kami mengimbau semua komponen DAD kabupaten dan kota bisa memahami hal ini,” ucapnya.
Terlepas dari itu, dia mengimbau pada semua masyarakat di provinsi ini tidak mudah terpancing isu negative jelang pilkada. Sebab tak jarang, saat menjelang pilkada bahkan saat pelaksanaannya banyak berita bohong yang tersebut. Bahkan tidak sedikit yang mengarah pada gesekan antara Suku, Agama Ras, dan Antargolongan (SARA).
“Jangan mudah terpancinglah, apalagi yang arahnya malah membuat kita pecah. Jadi semua isu disikapi betul-betul. Lihat apakah itu betul atau tidak,” demikian Agustiar. (sho/vin)