PANGKALAN BANTENG-Koperasi Karyawan Bangun Jaya PT. BJAP 1 bagikan Sisa Hasil Usaha (SHU). Pembagian yang dikemas dalam gelaran pesta karyawan itu, sekaligus sebagai bukti bahwa koperasi mengalami peningkatan kinerja secara signifikan di masa kerja tahun 2017.
Pembagian SHU juga merupakan bentuk tanggung jawab pengurus koperasi dalam menjalankan usahanya selama satu tahun masa kerja mereka selama satu tahun. Jumlah SHU yang dibagikan mengalami peningkatan 100 persen dari masa kerja tahun 2016 lalu.
Ketua koperasi Bangun Jaya, Mursalin mengungkapkan bahwa jumlah SHU yang dibagikan dari keuntungan tahun 2017 mencapai Rp 600 juta. Naik cukup signifikan disbanding tahun 2016 lalu.
”Tahun 2016 kita bagikan sekitar Rp 300 juta, dan pembagian SHU tahun 2017 ini Rp 600 juta. Naik 100 persen dibanding tahun sebelumnya,”ujarnya, Minggu (18/2) disela-sela acara pesta karyawan yang dihelat di lapangan sepak bola PT. Bangun Jaya Alam Permai 1.
Untuk program kerja tahun 2018 lanjutnya, koperasi akan mengembangkan usaha penyediaan air minum. Ini diperlukan mengingat selama ini karyawan harus membayar cukup mahal untuk memenuhi kebutuhan air minum (gallon) dari luar. Dengan perputaran uang mencapai Rp 8 miliar setahun, koperasi juga mempersiapkan pendanaan untuk membuka usaha kredit kendaraan bermotor bagi karyawan. Selain itu koperasi juga berancang-ancang untuk membuka tabungan umroh bagi karyawan muslim.
“Sampai saat ini kita ada tujuh toko dan satu kantin. Selanjutnya kita bersiap untuk membuka toko modern seperti outlet-outlet mini market yang ada di kota. Ini semua untuk kebutuhan karyawan, dan keuntungannya juga untuk mereka juga,”terangnya.
General Manajer PT. Bangun Jaya Alam Permai 1, Eko Suprihatin sangat mengapresiasi kinerja koperasi yang terus menunjukkan eksistensi dan tentu saja memberi manfaat lebih kepada karyawan. Sekaligus sebegai bagian dari upaya pemberdayaan para pekerja perkebunan kelapa sawit itu.
Komitmen PT. Bangun Jaya Alam Permai I (BJAP) dalam mensejahterakan karyawannya tidak hanya sebatas pemberian upah layak dan juga fasilitas lain yang menjadi hak mereka. Peningkatan kesejehteraan pekerja perkebunan kelapa sawit saat ini mulai dilakukan perusahaan melalui jalur koperasi yang dalam sistem pengelolaan mengutamakan prinsip gotong -royong.
”Tiga hal yang jadi komitmen perusahaan yakni sehat, sekolah dan sejahtera,”katanya.
Namun menurutnya, untuk kesejahteraan para pekerja, perusahaan tidak hanya akan berhenti pada pemberian upah yang layak. Karena saat ini dalam perkembangannya, makna sejahtera belum bisa dikatakan lebih baik bila karyawan belum bisa berdaya. Dengan demikian, bila segala kebutuhan pekerja telah terpenuhi dengan mudah dan murah dan mereka sejehtera maka kinerja mereka dipastikan bisa lebih baik.
”Maka dengan koperasi ini kita ingin memberdayakan mereka, dan koperasi ini yang sangat cocok. Segala keperluan mereka terlayani oleh koperasi, dan keuntungannya juga mereka nikmati sendiri,”katanya.
Ia menjelaskan, koperasi ini murni didanai oleh para karyawan untuk permodalan dan segala bentuk operasionalnya, sehingga segala macam keuntungan menjadi hak mereka. Kemudian saat mereka pensiun maka seluruh uang mereka yang masuk ke koperasi bisa diambil kembali.
Kemudian, terang Eko, fokus utama koperasi dalam penyediaan kebutuhan pokok dan segala keperluan sehari-hari bagi para pekerja baik yang di lapangan maupun yang di kantor sudah berdasarkan survey yang matang. Survey dilakukan untuk menghitung selisih harga dan biaya yang dikeluarkan oleh pekerja, ketika mereka harus membeli kebutuhan pokok keluar wilayah perkebunan.
”Dari survey itu, dengan adanya koperasi, para pekerja kita mampu berhemat hanya untuk membeli kebutuhan pokok untuk keluarga dengan dua orang anak. Belum lagi untuk kebutuhan lain seperti rokok, parfum, pulsa telephon dan lain-lain. Maka efisiensi akan lebih tinggi lagi,”ungkapnya.
Pihaknya juga optimis, dengan perkembangan koperasi saat ini. Bila para pekerja mampu meningkatkan simpanan mereka, ke depan bukan hal yang mustahil bila koperasi mampu membantu mereka untuk mampu memiliki rumah dan tanah.
”Koperasi akan kita kembangkan lebih besar lagi, sekarang anggota mencapai 1200 orang, dengan perputaran uang selama satu bulan untuk usaha toko saja sudah lebih Rp 800 juta, dengan kegiatan ini maka pembedayaan yang kita lakukan bisa lebih merata dan tujuan untuk sejahtera bersama bisa terwujud,”tegasnya.
Selain pembagian SHU, perusahaan juga membagikan puluhan hadiah undian termasuk empat buah sepeda gunung yang menjadi impian para karyawan.
"Tahun ini sepeda kita bagikan, semoga tahun depan yang kita bagikan ada sepeda bermesin," pungkas Eko Suprihatin, disambut gemuruh tepuk tangan karyawan yang memadati lokasi.(sla/gus)