PANGKALAN BUN - Dua hari terakhir sebagian wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) diguyur hujan deras. Kondisi itu cukup membantu, karena cukup banyakmembantu pemadaman hotspot kebakaran hutan dan lahan (karhutla), seperti di kilometer 13 jalan Pangkalan Bun - Kotawaringin Lama (Kolam).
Dandim 1014/PBN sekaligus Dansub Satgas Darat Karhutla Letkol Inf Wisnu Kurniawan menyampaikan, api sudah mulai padam dan proses pemadaman terus berjalan. Walau pun dalam dua hari ini satelit tidak menyatakan ada hotspot, pihaknya tetap melaksanakan kegiatan sosialisasi dalam rangka pencegahan terhadap terjadinya karhutla di wilayah Kodim 1014/PBN.
”Langkah selanjutnya kita akan melaksanakan rapat koodinasi teknis bersama stakeholder yang ada beserta seluruh kades, camat, tokoh masyarakat dan sebagainya. Mereka kita kumpulkan dan diberikan arahan bagaimana baiknya mencegah karhutla,”paparnya, di Makodim 1014/PBN, Kamis (22/2) kemarin.
Selain itu pihaknya juga akan mengadakan apel gelar personel mau pun perlengkapan yang merupakan bentuk kesiapan Satgas Karhutla untuk menghadapi atau mencegah terjadinya karhutla. Tujuannnya agar tidak lagi terjadi karhutla seperti lima hari yang lalu.
”Kejadian kemarin itu cukup merepotkan kita semua dan merugikan masyarakat. Pada bulan Maret dan April ke depan, prediksi BMKG bahwa kita akan mengalami kemarau yang lebih panjang dari pada tahun kemarin,” terang Wisnu.
Ditambahkannya, menghadapi kemarau panjang perlu langkah yang cepat untuk menghadapi musim kemarau. Ia akan memprioritaskan langkah pencegahan dan bukan penindakan, karena dengan langkah pencegahan lebih efektif.
”Dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat bahwa membakar lahan sangat merugikan, kemudian melaksanakan patroli di daerah titik yang rawan karhutla,” terangnya.
Kendati demikian, apabila sudah terjadi karhutla pihaknya akan melakukan penindakan, dengan tim pemadam dan tim khusus yang bergerak menangkap pelaku pembakaran lahan. Tentunya sudah ada undang-undang bahwa pelaku pembakaran lahan dan hutan akan dikenakan hukuman pidana maupun hukuman denda. Selain ituakan diserahkan kepada Polri untuk menindaklanjuti secara hukum.
”Di wilayah Kalimantan Barat dan Tengah akan menjadi kemarau lebih awal, dan prediksi BMKG menyatakan demikian, mungkin perkiraannya di atas bulan Maret,” cetus Wisnu.
Sementara itu, Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Pangkalan Bun, Honesty Rizal menjelaskan, terlihat di radar pada wilayah jalan Pangkalan Bun - Kolam tidak tercover awan hujan. Karena untuk hujan hari ini hampir sama dengan hujan yang kemarin.
”Pengaruh regionalnya mendukung. Seperti angin di atas terlihat adanya pembelokan angin di wilayah Pangkalan Bun dan sekitarnya,” tambah Rizal.
Ditambahkannya, pembelokan ini membuat angin melambat dan menumpuk sehingga terjadi penumpukan uap air yang cukup banyak dan menumbuhkan awan hujan. “Untuk dampaknya terhadap hotspot, pembakaran lahan akan menjadi susah dengan adanya hujan. Karena wilayah Kobar dan sekitarnya sendiri merupakan wilayah gambut yang membutuhkan waktu lama untuk kering dan bisa dibakar,” pungkasnya. (jok/gus)