SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Sabtu, 10 Maret 2018 16:37
Satu Buaya Pernah Ditembak Mati
Salah seorang petugas kepolisian menunjukkan lokasi penyerangan buaya terhadap Jumi warga Desa Ganepo.(FAHRY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT- Nopri (30), warga sekitar yang menyaksikan langsung buaya ganas itu menyambar Jumi mengaku kaget. Dia mendengar teriakan minta tolong Jumi, namun tak sempat memberikan pertolongan.

”Saya tidak sempat memberikan pertolongan karena kaget hingga akhirnya dia (korban, Red) selamat. Buaya itu hilang ke dalam air,” kata Nopri saat dibincangi Radar Sampit di sebuah dermaga penyeberangan.

Nopri yang menyempatkan diri berbagi cerita setelah membantu penyeberangan sejumlah pelajar dan guru-guru, mengatakan, empat tahun lalu ada dua anak buaya sebesar pergelangan tangan pria dewasa. Satu di antaranya mati ditembak menggunakan senapan angin oleh seseorang, sedangkan satunya kerap terlihat muncul di sekitar perkampungan tersebut.

Nopri yang berprofesi sebagai motoris kelotok lebih dari lima tahun ini menegaskan, buaya yang muncul dan dilihat Tim BKSDA serta Ditpolair Polda Kalteng, bukan hewan yang menyerang Jumi.

”Buaya yang sering muncul dan terlihat itu kecil. Satunya yang ganas dan lebih besar sekitar empat meter. Moncongnya pun lebih pendek. Dari situ kami mengenalinya dan saya juga melihat ketika buaya itu menyambar,” ujar Nopri.

BACA JUGA:  Buaya Ganas Berkeliaran Bebas

Nopri mengaku sering melihat buaya tersebut menampakkan diri, namun tak pernah mengganggu apalagi menyambar. Selama empat tahun terakhir, warga sudah biasa hidup berdampingan.

 Rawan Serangan

Sementara itu, Polairud Polda Kalteng juga menyambangi Jumi dan memberikan bantuan. Tim aparat tersebut juga sempat melihat kemunculan buaya yang dilihat BKSDA. Kombes Pol Badaruddin mengatakan, di peraian Sungai Mentaya, masih banyak buaya yang berkeliaran.

Menurut Badaruddin, saat musim kawin, buaya tersebut akan lebih agresif. Namun, kejadian yang melukai Jumi, bukan disebabkan buaya mengganas saat musim kawin.

Badaruddin mengungkapkan, setiap sekitar pukul 10.00 WIB, buaya sering muncul ke permukaan. Namun, warga sekitar tak terganggu karena sudah terbiasa. Meski demikian, dia meminta warga agar tidak melakukan aktivitasnya di sungai di atas pukul lima sore hingga malam hari. Pasalnya, buaya lebih suka mencari mangsa saat matahari tenggelam.

BACA JUGA: Buaya Penyambar Jumi Lebih Besar dari yang Menampakan Diri

”Kalau ingin beraktivitas di sungai, pada pagi hari hingga siang hari saja. Kalau sudah sore, buaya sangat agresif sekali,” ujarnya.

Badaruddin mengungkapkan, serangan buaya terhadap manusia terjadi setiap tahun. Beberapa di antaranya korban berhasil selamat. Namun, ada pula yang tewas jadi santapan buaya.

”Ada juga korban yang tidak dapat diselamatkan, bahkan (jenazahnya) tak ditemukan lantaran sudah dimakan buaya di Perairan Mentaya ini,” tandasnya. (mir/sir/ign)

 

 

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers