SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN
Jumat, 16 Maret 2018 10:21
HEBAT!!!! Anak Desa Pun Bisa Juara

Dua Murid SD Wijaya Kusuma Juara OSN Kabupaten Kotim

JUARA: Aldo Gunawan (kiri) dan Wildan Alfarezy sedang membaca buku di linkungan SD Wijaya Kusuma Parenggean.(RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Aldo Gunawan patut menjadi contoh bagi rekan seusianya. Meski sekolah di pelosok desa, prestasinya tidak kalah dari siswa perkotaan. Buktinya, siswa kelas V SD Wijaya Kusuma Parenggean ini berhasil juara 1 IPA pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) Kabupaten Kotawaringin Timur 2018.  Aldo berhasil mengungguli Bintang Mey Ardella dari SDS Anwar Karim IV Telawang dan Adelia Rhamadani dari SDN 1 Cempaga Mulia Barat.

Putra dari pasangan Bahrurohim dan Karmila ini tergolong anak berprestasi di SD Wijaya Kusuma. Bukan hanya IPA, tapi juga mata pelajaran lainnya. Tak heran jika dia sering ranking 1 di kelasnya.  ”Bisa juara karena belajar setiap hari. Kalau di rumah, ya belajar sendiri,” ucap Aldo saat dibincangi Radar Sampit di SD Wijaya Kusuma, sebuah sekolah yang berada di area perkebunan sawit PT Uni Primacom, Parenggean, Rabu (14/3) pagi.    

Prestasi serupa diraih oleh rekan satu sekolahnya, yakni Wildan Alfarezy. Putra dari Edi Purwa Antono dan Dian Nuraini itu juara 3 Matematika pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) Kabupaten Kotawaringin Timur 2018.    

Berkat prestasi ini, Aldo Gunawan dan Wildan Alfarezy akan mewakili Kabupaten Kotawaringin Timur pada lomba OSN Provinsi Kalimantan Tengah pada April mendatang. Berbagai persiapan pun dilakukan agar bisa menembus tiga besar. Diantaranya, menambah jadwal extrakurikuler pelajaran yang dilombakan hingga lima pertemuan per pekan. Aldo dibimbing oleh Ratri Astuti, sedangkan Wildan didampingi Agus Endriyanto dan Kabul Yugotaruno.  

Ratri Astuti, guru pembimbing Aldo, mengungkapkan bahwa SD Wijaya Kusuma sudah beberapa kali juara di level kabupaten. Namun, ketika sampai di tingkat provinsi belum pernah menang. Persaingan di tingkat provinsi lebih berat dan materi soal lebih kompleks. ”Kami akan selalu berusaha untuk lebih baik,” cetusnya. 

Agus Endriyanto, guru pembimbing Wildan Alfarezy, menambahkan bahwa perlu strategi agar anak tetap fokus dalam persiapan menghadapi OSN. Di antaranya, pembimbing memahami karakter dan batas kemampuan anak. ”Ketika konsentrasinya mulai berkurang, berarti dia sudah jenuh. Perlu selingan agar kembali fresh,” kata Agus. 

Kepala SD Wijaya Kusuma Parenggean Mustofa menceritakan, prestasi di level kabupaten tidak diraih secara instan. Guru mempersiapkan calon peserta lomba sejak kelas III dengan cara mengarahkan anak untuk mengikuti ekstra sesuai potensinya.    

”Ketika sudah dipersiapkan sejak kelas III, maka nanti kelas V sudah benar-benar siap untuk mengikuti lomba,” kata Mustofa.

Keberhasilan Sekolah Wijaya Kusuma dalam menjaga standar kualitas pendidikan juga tidak lepas dari peran Yayasan Wijaya Kusuma maupun PT Uni Primacom. Yayasan selalu mendorong kepala sekolah dan guru di perkebunan sawit untuk aktif melihat dunia luar. Tidak saja mengenal teknologi informasi, tetapi juga harus aktif bekerja sama dengan guru-guru sekolah lain.

”Bagaimana menyiasati kurangnya fasilitas dan kompetisi, bagaimana mengetahui dan mengungkap potensi siswa, bagaimana mengembangkan benih-benih keterampilan pribadi siswa dalam membangun karakter dan budi pekerti, merupakan proses sehari-hari para pendidik tanpa mengenal lelah. Dalam proses tersebut bertemulah momentum keberhasilan siswa dan guru,” jelas Djunta Marhaendro, Ketua Yayasan Wijaya Kusuma.

Ranking dan juara dalam lomba memang menjadi salah satu indikator keberhasilan. ”Prestasi anak-anak kami cukup memberi kebahagiaan. Mudah-mudahan ini menjadi motivasi para pendidik dan seluruh siswa yang jauh dari kota untuk lebih percaya diri dalam berkompetisi,” pesan Djunta.

Di wilayah perkebunan, Yayasan Wijaya Kusuma juga rutin mengadakan olimpiade dengan peserta sekolah-sekolah tetangga sehingga kompetisi, musyawarah, dan share profesi tetap terjaga. Dengan kompetisi ini, sering kali memunculkan potensi anak-anak tanpa melihat latar belakang keluarganya. Ada anak seorang pemanen mewakili provinsi bertanding di Medan tahun lalu. Beberapa anak mandor yang melaju ke Palangka Raya dan Jakarta.

”Bila keramaian kompetisi dimana-mana, musyawarah, kelompok kerja, pemberdayaan guru/kepala sekolah terjaga, niscaya kita bisa ikut menjaga pendidikan anak-anak kita tidak tertinggal dan semakin percaya diri menjaga bangsa,” ujar Djunta.

Yayasan Wijaya Kusuma diamanahkan mengelola delapan sekolah (TK, SD, SMP) di Kotim dan Seruyan, mendidik 1600 siswa, dengan 110 guru. Mengambil pelajaran bahwa pendidikan harus diperjuangkan, pendidikan merupakan hak segala bangsa tanpa terkecuali, pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bagi kita semua. Saatnya bergerak melakukan aksi nyata merefleksikan segala ilmu yang dimiliki dan menciptakan pelangi-pelangi baru di pelosok negeri, dan menyebarkan kebaikan-kebaikan di manapun kita berada.

Kabag Humas Musirawas Group Anwaryono menambahkan, sarana pendidikan menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam sebuah perusahaan perkebunan. Dengan adanya sarana pendidikan gratis yang berkualitas, para karyawan tidak khawatir lagi dengan masa depan anak-anaknya. 

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kotim Bima Ekawardhana mengapresiasi sekolah-sekolah swasta yang mampu mengukir prestasi pada ajang OSN 2018. Ini membuktikan pendidikan berkualitas tidak hanya terkonsentrasi di kota, tapi juga merambah pelosok desa. (adv/yit)

 

 


BACA JUGA

Jumat, 04 September 2015 23:26

Banyak Pengacara Munculkan Tanda Tanya

<p><strong>SAMPIT &ndash; </strong>Menyiapkan lima pengacara untuk meladeni pihak…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers