SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Selasa, 27 Maret 2018 16:31
Mengundang Roh Halus Berbagai Penjuru, Dipercaya Hindarkan Warga dari Bahaya

Mamapas Lewu, Ritual Membersihkan Kampung

RITUAL: Masyarakat yang melaksanakan ritual adat mamapas lewu mempersiapkan berbagai macam sajian yang diberikan kepada roh halus, Jumat (23/3).(ARHAM SAID/RADAR SAMPIT)

BERBAGAI musibah yang dialami warga Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah, Kabupaten Gunung Mas (Gumas) di awal 2018, membuat warga setempat melaksanakan ritual adat mamapas lewu atau tolak bala. Berikut ulasannya.

ARHAM SAID, Kuala Kurun

Dentuman suara gong garantung yang bersahut-sahutan, menandakan dimulainya ritual adat mamapas lewu. Ratusan orang dari berbagai usia berkumpul mengenakan pakaian khas adat dayak. Ritual itu dilaksanakan selama tiga hari tiga malam, mulai 22-24 Maret, dengan tema ”Balian Upacara Adat Mamapas Lewu”.

Di hari pertama, Kamis (22/3), basir (pendeta adat) mulai duduk, menyanyikan lagu-lagu pemanggilan, dan pemujaan roh halus nenek moyang yang menjadi penanggung jawab kampung. Dia melakukan ritual palus parawei, artinya mengundang roh halus tersebut.

Ada banyak sesajen yang disiapkan sebagai syarat untuk ritual tersebut, di antaranya dupa, telur, ketupat, lemang, kue cucur putih, cucur kuning, cucur coklat, beras, ayam bulu putih, ayam bulu merah, ayam tiga warna, minuman anding (tuak), dan babi. Sajian itu diletakkan di suatu wadah yang terbuat dari bambu kuning.

”Pemanggilan roh halus ini bertujuan untuk membersihkan kampung dari segala ancaman bahaya dan berbagai gangguan, baik dari manusia maupun roh jahat,” kata Sika U Jattha selaku Basir kepada Radar Sampit, Jumat (23/3).

Menurutnya, roh halus yang dipanggil berasal dari segala penjuru, seperti antang (burung) yang merupakan angkatan udara. Dia diutus Tuhan untuk menjadi pelindung dari udara. Kemudian, patahu (semacam batu) dari angkatan darat yang bertugas menjaga kampung. Lalu jata, dari angkatan laut, yang bertugas menjaga manusia yang beraktivitas di air.

Selanjutnya, ada izin, roh yang berkuasa menjaga kampung dari ancaman bahaya mulai dari muara hingga ke hulu sungai. Kemudian kariau, manusia gaib pelindung masyarakat. Tugasnya membantu apabila ada orang yang meminta pertolongan.

”Semua roh halus yang dipanggil ini, kami kumpulkan untuk menerima berbagai macam sajian yang dipersembahkan masyarakat,” ujarnya.

Rangkaian ritual palus parawei tersebut berlanjut hingga malam hari. Ratusan masyarakat berjalan kaki melakukan pawai obor mengelilingi kampung. Pawai bertujuan memberitahukan bahwa nenek moyang dulu hanya menggunakan obor saat aktivitas malam.

”Meskipun sekarang sudah ada listrik, kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa orang Dayak dulu hanya menggunakan obor dalam melaksanakan setiap ritual malam hari,” tuturnya.

Keesokan harinya, Jumat (23/3), kegiatan dilanjutkan dengan melakukan ritual basir karunya. Basir melakukan upacara dan mengucapkan doa mantra. Itu sebagai pemberitahuan dan perintah untuk membersihkan hewan yang disajikan.

”Apa yang dilakukan tersebut, agar ayam dan babi yang menjadi sesajen dan sudah dikurbankan, bisa mati dengan benar dan bersih dari kotoran,” katanya.

Sore harinya, kata dia, dilanjutkan dengan acara ritual penabuhan. Semua roh halus yang sudah datang dipuja dan dipuji dengan mempersiapkan sajian. Diikuti nyanyian yang diiringi suara gong garantung.

”Acara ritual penabuhan tersebut merupakan puncak seluruh rangkaian ritual adat mamapas lewu,” terangnya.

Setelah melewati acara puncak, kata dia, Sabtu (24/3), dilakukan ritual membuli sangiyang. Artinya, semua roh halus yang dipanggil akan dikembalikan ke lasang tinyang, pulang ke tempatnya masing-masing.

”Setelah roh halus tersebut kembali ke tempatnya, basir menyatakan bahwa ritual ini telah selesai dilaksanakan,” katanya.

Damang Tewah Patha Asi mengatakan, ritual adat mamapas lewu dilakukan untuk menghindari masyarakat dari bahaya. Setiap usaha yang dilakukan mendapatkan keuntungan, bekerja tidak mendapat musibah, dan dilindungi kekuatan gaib yang melindungi kampung.

”Ritual yang kami laksanakan selama tiga hari ini merupakan budaya dan adat istiadat yang ditinggalkan nenek moyang,” ujarnya.

Pada zaman dulu, tuturnya, ritual tersebut telah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh tokoh adat, masyarakat, dan agama. Mereka percaya, dalam satu kampung, ada makhluk gaib dan pendiri yang menunggu. Namun, selama 14 tahun belakangan, ritual tersebut tidak pernah dilaksanakan.

”Sebagai damang, saya merasa ritual ini telah diabaikan atau ditinggalkan. Selama dua periode damang yang dulu tidak pernah melaksanakannya. Hal inilah yang menggerakkan semua pihak untuk kembali menggalakkan budaya dan adat istiadat yang merupakan warisan nenek moyang kita. Hal seperti ini yang harus kita lestarikan,” tegasnya.

Dia berkeinginan ritual tersebut dilaksanakan setiap tahun. Namun, itu juga tergantung dukungan masyarakat, pemerintah, dan panitia. Tanpa dukungan tersebut, tidak akan bisa berjalan.

”Sebenarnya harus dilakukan setiap tahun, mengingat ritual seperti ini dimiliki orang Dayak. Bukan hanya Kelurahan Tewah saja, tetapi setiap kampung mempunyai kepercayaan dan keyakinan yang sama,” bebernya.

Terpisah, Mantir Adat Mantir M Hinting mengatakan, dalam mempersiapkan ritual, panitia beberapa kali melaksanakan rapat persiapan, baik dengan RT, lurah, tokoh adat, agama, dan masyarakat.

”Sejak awal Februari lalu, kami telah melaksanakan rapat yang membahas mengenai sumber dana, rencana pelaksanaan ritual, dan hal lainnya,” kata Mantir.

Dalam kegiatan tersebut, pihaknya mengumpulkan dana dari sumbangan masyarakat Tewah. Semua bantuan, baik berupa uang dan barang diterima untuk menunjang kesuksesan kegiatan.

”Kegiatan kami pusatkan di Balai Ibadah Hindu Kaharingan Penyang Hinjei Simpei, Kelurahan Tewah, Kecamatan Tewah,” pungkasnya. (***/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers