SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Jumat, 30 Maret 2018 14:44
Selamatkan Dokumen Penting, Warni Nekat Terjang Api
PEMADAMAN: Upaya pemadaman dari sejumlah pihak berhasil mengendalikan api hingga tak meluas, Kamis (29/3).(FAHRY ILHAMI SAMOSIR/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Kusuma Warni terduduk lesu di rumah milik Edy, tetangganya. Bisa dibilang hampir dua jam ia terduduk di lantai ruang tamu, bersandar pada sofa. Wanita itu masih syok melihat kondisi rumahnya yang hangus menjadi arang.  Dia tak sanggup menceritakan musibah yang menimpanya.

Syarifudin (52), suami Warni, sekitar pukul 12.00 WIB, Kamis (29/3), terlihat sibuk membereskan sejumlah barang yang berhasil diselamatkan dari amukan si jago merah. Dibantu saudara dan kerabatnya, dia memungut sisa barang yang tak menjadi abu. Barang-barang di dapur sebagian besar masih aman tak tersentuh kobaran api.

Ketika ditemui Radar Sampit, wajah Syarifudin lesu dan pucat saat membeberkan nasib rumahnya yang kini tak bisa lagi ditinggali. Sejak 1998, dia sudah mendiami rumah di kawasan perumahan pembina itu.

Kebakaran yang menghanguskan dua bangunan rumahnya di kompleks Perumahan Pembina Jalan Tiung itu, terjadi sekitar pukul 10.30 WIB. Syarifudin saat itu tak ada di rumah. Hanya istrinya yang mengerjakan pesanan laundry milik pelanggan, sedangkan anaknya juga di luar.

Setelah mengetahui ada api membesar dari ruangan kamar tidur, Warni berteriak meminta tolong. Namun, bukannya keluar rumah, Warni justru nekat masuk ke dalam rumahnya yang dilalap di jago merah.

Menurut beberapa tetangganya, Warni berniat menyelamatkan sejumlah surat penting yang disimpannya di dalam rumah. Namun, tak satu pun dapat diselamatkan. Dari aksinya tersebut, dia mendapat beberapa luka bakar pada bagian tubuhnya.

Warga sekitar yang mendengar teriakan Warni keluar dari rumahnya hendak membantu meredakan api yang sudah cukup besar. Menurut warga, api sudah terlanjur besar karena sudah mencapai plafon rumah bercat kuning dan hijau itu. Ditambah lagi ketersediaan air di rumah Syarifudin yang minim, menjadi kendala untuk meredam amukan api.

Mendapat kabar genting melalui telepon dari tetangganya, Syarifudin yang berprofesi sebagai pedagang itu bergegas pulang. Namun, tak banyak yang dapat dilakukannya terhadap rumahnya dengan kondisi api yang sudah membesar.

Dengan kondisi ini, Syarifudin, Warni, dan para tetangga lain pasrah menunggu petugas pemadam kebakaran. Pasalnya, api sudah terlanjur membesar dan merembet ke ruangan lain. Kuda-kuda atap yang menjadi arang pada akhirnya merobohkan atap dan menjatuhkan ratusan genting tanah liat. Api semakin membesar melahap apa saja yang dilaluinya.

Barang-barang di dalam rumah, kamar, dan ruang tamu tak dapat diselamatkan lagi. Sedangkan, di luar rumah, seperti atap kanopi, lampu teras, komponen luar AC, hingga tandon air, semuanya meleleh.  Hanya beberapa unit mesin cuci yang berhasil dikeluarkan dari rumah.

Tetangga lainnya yang berhimpitan rumah dengan Syarifudin, sibuk mengevakuasi barang-barang ke luar rumah. Berjaga-jaga bila api merembet dan menyentuh rumah mereka, karena angin saat itu cukup kencang bertiup.

Dua bangunan rumah milik Syarifudin nyaris semua ludes. Angin yang berhembus ke arah timur juga sempat membakar sebagian bangunan di atas ruang dapur.

Syarifudin terlihat lebih tegar. Namun, perasaan sedih dan pilunya tetap terlihat secara tersirat. Musibah yang menimpanya memaksanya untuk tinggal secara temporer di rumah kerabatnya. Ditanya mengenai kerugian yang disebabkan dari musibah ini, ia tak dapat menjawab pasti.

“Tidak tahu berapa. Mungkin ratusan juta,” jawab Syarifudin dengan nada yang cukup lemah.

Sekitar 30 menit setelah kebakaran, satu unit mobil pemadam kebakaran tiba di lokasi. Disusul empat mobil pemadam lainnya. Tak lebih dari 15 menit berjibaku dengan  api, puluhan petugas penakluk api itu berhasil menjinakkan amukan si jago merah.

Yuli (45), warga sekitar mengatakan, sekitar pukul 09.30 terlihat asap dari atas rumah Warni. Api kemudian terlihat dari atas plafon di kamar utama yang posisinya berada di tengah.

”Saya tinggal persis di samping rumah Bu Warni, hanya berbatasan dengan gang. Jadi, saya tentunya juga ikut panik. Saat itu saya juga sedang merawat ibu saya dan saat dengar Bu Warni teriak-teriak, suami saya langsung ikut membantu,” ujarnya.

Neneng (36), warga yang rumahnya nyaris ikut hangus mengatakan, rumahnya selamat berkat petugas pemadam kebakaran yang melokalisir api. ”Kalau bukan pemadam, mungkin rumah saya juga ikut hangus. Soalnya, saat itu api sudah merambat di atas atap rumah di bagian dapur,” katanya.

Plt Kadis Damkar Kotim Rihel mengatakan, kebakaran tersebut diduga disebabkan korsleting listrik di atas plafon rumah. Pihaknya menurunkan lima unit pemadam untuk mengendalikan amukan api.

Kebakaran tersebut juga menyita perhatian Wakil Bupati Kotim HM Taufiq Mukri. Dia langsung datang ke lokasi kebakaran dan bertemu korban. Selain meminta agar tetap tabah, Taufik juga memberikan bantuan berupa uang. (rm-88/rm-87/sir/mir/ign)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers