SAMPIT – Buaya di perairan Sungai Mentaya daerah Desa Ganepo kembali mengganas. Seorang remaja, Yapqhu Kauli, disambar buaya ketika hendak mandi di lanting, Senin (2/4). Nyawanya selamat, meski tangannya mengalami luka akibat serangan mematikan predator tersebut.
”Korban selamat. Tangan saja yang terluka bekas gigitan (buaya). Sudah dibawa keluarganya ke rumah sakit dan sekarang sudah pulang untuk istirahat," kata Kepala Desa Ganepo Agus, Senin (2/4).
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, peristiwa yang menimpa pelajar SMA tersebut terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Ketika Kauli turun lanting di sekitar bantaran Sungai Mentaya, ternyata buaya sudah menanti untuk memangsa.
Saat tangan korban masuk ke air, mengambil air untuk mandi, buaya tersebut tiba-tiba muncul ke permukaan dan langsung menyambar Kauli. Remaja itu berjuang dari maut, berusaha melawan dan melepaskan gigitan buaya, hingga akhirnya berhasil. Kauli langsung berteriak meminta pertolongan memanggil kedua orang tuanya di rumah.
Warga setempat pun langsung melaporkan kejadian itu ke Mako Ditpolair Polda Kalteng untuk meminta pertolongan. Korban kemudian diantar ke rumah sakit.
Menurut Agus, pihaknya akan berkoordinasi dengan BKSDA terkait cara mengatasi buaya yang menyerang manusia. ”Kami tidak bisa bertindak sembarangan. Satwa ini juga dilindungi negara," tutur Agus.
Dir Ditpolair Polda Kalteng Komber Pol Badarudin mengatakan, pihaknya masih memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan atas serangan buaya tersebut. Dan meminta masyarakat setempat agar kembali berhati-hati, antisipasi serangan buaya. Sebab, satwa reptilia itu masih bebas berkeliaran di sekitar sungai.
Komandan Pos Jaga BKSDA Sampit Murisnsyah meminta warga agar tidak mendekati sungai pada pagi dan sore hari. Selain itu, pihaknya akan mencari tahu penyebab buaya tersebut tak terlihat selama sebulan belakangan. (mir/ign)