SAMPIT-Ketua Komisi II DPRD Kotim, Rudianur menilai pemerintah daerah seakan tidak berdaya menghadapi kasus teror buaya yang menyerang warga di wilayah selatan Kotim. Menurutnya hampir tiga tahun berjalan ini, pihaknya sama sekali tidak melihat ada aksi nyata oleh pemerintah setempat, dan pemerintah terkesan cuek dengan persoalan itu.
"Sebenarnya kasus buaya memangsa masyarakat itu sudah sejak dulu. Terkait apakah ada aksi nyata yang dilakukan dari pemerintah daerah, itu silahkan masyarakat sendiri yang menilai, "cetusnya.
Rudianur mengakui, pihaknya sudah biasa mengingatkan agar ada aksi nyata dari pemerintah daerah, mengatasi hal itu. Dan disayangkannya penanganan hanya mengandalkan dari BKSDA saja. Padahal menurutnya, untuk kasus itu harus dihadapi dan diatasi bersama.
"Tanpa ada sinergisitas bersama antara kita lintas sektoral maka akan percuma saja. BKSDA bukannya kita meremehkan mereka. Mereka harus kita bantu melalui kebijakan juga,” cetusnya.
Dilanjutkan Rudi, sSalah satu opsi yang bisa membantu saat ini yakni bagaimana agar buaya itu tidak menyerang lagi. Diantaranya dengan melakukan relokasi kepada hewan berdarah dingin tersebut.
"Bagaimanapun buaya ini harus direlokasi, bagaimanapun caranya itu pasti bisa dilakukan. Bahkan warga tradisional juga bisa melakukan dan menangkapnya secara manual,” tambahnya.
Ditegaskan Rudi, apabila masyarakat sendiri yang menangkapnya, maka rawan terjadi tindakan melawan hukum. ”Tapi pertanyaannya apakah kita biarkan masyarakat terus jadi korban, apa kita tega melihat masyarakat kita hidup dalam ketakutan setiap saat, "imbuhnya.
Selain dengan merelokasi buaya itu, menurut Rudianur bisa juga warga yang ada di bantaran sungai itu di relokasi aktivitasnya di bibir sungai Mentaya. Dengan demikian bisa mengurangi angka serangan buaya muara kepada warga . "Itu salah satu opsi lainnya, dimana bisa kita relokasi warga atau aktivitasnya dari sungai dengan membangun MCK di darat, "tandasnya. (ang/gus)