SAMPIT – Kondisi rumah betang di Desa Tumbang Gagu, Kecamatan Antang Kalang memprihatinkan. Pasalnya, belum ada rehabilitasi yang dianggarkan pemerintah terhadap bangunan bersejarah itu. Kondisi yang segera membutuhkan sentuhan pemugaran adalah bagian atap yang kondisinya mulai bocor.
”Saya ada mendapat informasi bahwasannya kondisi Rumah Betang Tumbang Gagu Kecamatan Antang Kalang sangat perlu pemugaran. Kami dari komisi III arahkan untuk direhabilitasi melalui APBD Kotim oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotim,” kata Nono, anggota Komisi III DPRD Kotim, Selasa (10/4).
Politikus Hanura ini menuturkan, eksistensi rumah betang itu merupakan sebuah kearifan lokal yang mesti dipertahankan. Bukan hanya tanggung jawab masyarakat itu sendiri, tetapi juga dari pemerintah daerah setempat perlu turun tangan.
”Setahu saya Betang Tumbang Gagu ini merupakan situs budaya dan cagar budaya yang namanya sudah mendunia, tidak jarang tamu dan wiawtan dari luar negeri hanya untuk menginap di Betang paling bersejarah itu. Makanya, kalau keberadaannya tidak diperhatikan, bisa saja akan rusak dengan sendirinya,” kata dia.
Dia berharap Pemkab Kotim bisa mengalokasikan anggaran khusus untuk pemugaran atau rehabilitasi aset budaya. ”Bukan hanya Betang ini saja, tetapi juga aset budaya lainnya sangat perlu dipikirkan bersama,” tegasnya.
Meski demikian, dia menginginkan agar program rehabilitasi tetap mempertahankan keaslian dari rumah budaya itu. Bahan baku berupa kayu ulin masih mudah ditemukan di sekitar bangunan tersebut. Hanya saja, perlu anggaran dan fasilitas dari pemerintah daerah.
”Mari jadikan daerah itu tetap natural. Ini harus dicadangkan jadi sesuatu yang bisa menarik minat orang luar daerah, mulai dari keasrian alamnya hingga lingkungan ekosistemnya,” tandasnya. (ang/ign)