SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN
Selasa, 17 April 2018 19:40
Penyakit Langka, Masih Bisa Disembuhkan

Lintang, Bayi yang Lahir dengan Kelainan Otak

HARUS BERGIZI: Muhammad Lintang Arsya Saputra, bayi yang tidak memiliki tengkorak kepala dan ada kebocoran sehingga bagian otaknya keluar.(DODI/RADAR SAMPIT)

Muhammad Lintang Arsya Saputra lahir tak sempurna. Kondisinya memprihatinkan. Bayi lucu itu tidak memiliki tengkorak kepala. Ada kebocoran di bagian otaknya.

DODI, Palangka Raya

Sejak lahir ke dunia, Lintang tak memiliki batok kepala. Penyakit yang diderita pasangan Ratna Ratiana Dewi (19) dan Indri Dwi Adi Saputra (21) tersebut bisa disebabkan bawaan keluarga atau orang tua bayi.

Kabid Diklit SDM dan Humas RSUD Doris Slyvanus Theodorus Sapta Atmadja mengatakan, bayi berusia tiga bulan itu menderita anencephaly, yakni jaringan otak yang berada di luar tulang tengkorak. Ada pembuluh darah dalam jaringan itu.

Theodorus menuturkan, pihaknya sebenarnya sudah mendeteksi penyakit bawaan itu ketika sang ibu, Ratna, melakukan kontrol. Bahkan, saat pertama di rumah sakit, ada dehidrasi atau kekurangan cairan.

”Kontrol kehamilanya memang di RSUD dr Doris Sylvanus. Sudah kami kasih tahu, hanya saja tidak diikuti,” ujarnya.

Theodorus menuturkan, kondisi bayi Lintang saat ini terus dilakukan pemantauan dan belum dilakukan tindakan lebih lanjut. Pasalnya, berat badan bayi itu di bawah standard. Normalnya, berat badan pada umur tiga bulan, dua kali dari berat badan ketika lahir.

”Berat badannya hanya 2,4 kilogram dan awal lahir 2,2 kilogram. Nah, masih jauh untuk dilakukan tindakan lanjutan,” tuturnya.

Saat ini, lanjutnya, tim kedokteran terus berupaya menambah berat badan, termasuk kelanjutan apakah layak dioperasi di Palangka Raya atau dibawa ke Surabaya.

Menurutnya, dehidrasi bayi tersebut sudah teratasi. Apabila dilakukan tindakan lanjutan, tetap digelar pemeriksaan. Pihaknya belum bisa memastikan apakah bisa dilakukan atau tidak.

”Kami masih monitor, apalagi ada pembuluh darah besar. Nanti dilihat, apakah bisa dimasukkan ke dalam. Sebab, normalnya tidak ada jaringan di luar otak,” ujarnya.

Terkait dana, Theodorus menuturkan, tidak ada persoalan. Pasien menggunakan BPJS. Semuanya ditanggung, mulai dari penanganan medis hingga operasi. Selain itu, ada bantuan dari donatur, salah satunya Kapolres Palangka Raya.

”Hanya saja, belum tahu kapan bisa dioperasi dan belum tentu dalam satu atau dua bulan ke depan,” ujarnya.

Lebih lanjut Theodorus mengatakan, pasien masih ditangani di ruang Flamboyan. Kondisi terkini, ada sedikit infekasi dan harus diberikan antibiotik, yang disebabkan berat badan rendah. Ketahanan tubuhnya tidak bagus, sehingga mudah terserang infeksi.

Menurutnya, penyakit yang diderita Lintang tergolong langka. Dalam sepuluh tahun terakhir, di Kalteng belum pernah ditemukan kasus tersebut.

”Kasus terjadi salah satunya karena gizi buruk. Kasus serupa bisa diselamatkan dan pernah terjadi. Kalau di Palangka Raya tidak ada perlengkapannya,” ujarnya.

Theodorus menambahkan, jalan satu-satunya agar sembuh adalah operasi dengan menutup tulang tengkorak. Namun, itu pun belum ada kepastikan. Tergantung ruang tengkorak. Apalagi pasien masih kecil, hingga tergolong sulit.

Ratna, ibu Lintang mengatakan, anaknya dilahirkan 6 Februari lalu. Bayi itu merupakan anak pertamanya. Sejak masa kehamilan, memang sudah diketahui adanya cacat bawaan tersebut berdasarkan hasil ultrasonografi (USG).

”Sejak di-USG memang sudah terlihat ada cairan. Kelahirannya pun harus dengan operasi. Kata dokter, ketika dioperasi, cairan itu dipecah. Lintang juga saat itu sempat kejang dan malam itu setelah kelahiran keluar cairan bercampur darah di bagian kepala. Kemudian langsung dioperasi dan dijahit,” tutur Ratna sambil meneteskan air mata.

Ratna bertutur untuk melakukan operasi, pihak medis mengaku tidak bisa melakukannya. Hal ini disebabkan usia bayi yang masih dalam hitungan hari. Selain itu, keluarganya belum mampu membiayai hingga sangat membutuhkan bantuan dari pihak lain.

”Untuk dana dari kehamilan hingga kelahiran menggunakan BPJS dan hingga kini masih berlaku. Nah semakin membesarnya sekitar satu bulan hingga saat ini, analisa dokter kena virus,” katanya. (***/ign)


BACA JUGA


Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers