PANGKALAN BUN - Seorang ibu hamil bernama Riko (30) kelahiran Desa Gohong, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), ditemukan terlantar bersama tiga anaknya di kawasan Bundaran Pancasila, Kota Pangkalan Bun, Jumat (27/4) pagi. Dirinya pun diamankan petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol pp dan Damkar) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Diketahui jarak tempuh perjalanan darat dari Kabupaten Pulpis ke Kobar, yakni sekitar 547 kilometer.
Saat ditanyai di markas Satpol PP, Riko mengaku pada malam hari Kamis (26/4) lalu, ia diantarkan oleh dua orang dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggunakan mobil. Ia menyebutkan, saat sampai di Pangkalan Bun ia diminta turun ke salah satu penginapan di kawasan Pasar Indra Sari, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan.
”Diantar orang Dinsos, ini ada diberi tas dari Dinsos Sampit,” ujarnya, kemarin.
Riko meneruskan, usai diantarkan ke penginapan, ia menginap sampai pagi. Namun, lantaran tidak punya uang untuk membayar biaya penginapan, ia pun diusir oleh pihak penginapan dan pergi menggunakan angkutan umum menuju Bundaran Pancasila.
”Saya sudah lama di Sampit, tinggal di gerobak samping slawayan dekat bintang,” tambahnya.
Ditanyai lebih lanjut, wanita dengan raut wajah lugu ini mengaku dirinya terlantar setelah melarikan diri dari suaminya lantaran tidak tahan lagi dengan perlakuan sang suami yang sering marah-marah kepadanya, dan juga pengangguran. ”Laki tidak bekerja, tidak tahu lagi, kacau rasanya,” cetus Riko.
Selain itu ia mengungkapkan, sejak kecil dirinya sudah tidak ikut dengan orang tuanya, dan dirinya sempat tinggal di Yayasan Pendohop, di Kecamtan Tangkiling Kota Palangka Raya, dan pernah sekolah hingga bangku SMP.
Kepala Satpol PP dan Damkar Kobar, Majerum menjelaskan, setelah mengevakuasi Riko bersama tiga anaknya, pihaknya akan berkoordinasi dengna Dinsos Kobar, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar, serta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat.
”Kita akan koordinasi dengan instansi terkait, kita ingin Dinsos Kobar menghubungi Dinsos Kotim, karena pengakuannya dijemput oleh Dinsos Kotim dan dibawa saat suaminya tidur,” ungkapnya.
Majerum juga menjelaskan, usai dievakuasi, anggota Satpol PP Kobar yang perempuan juga telah memandikan Riko bersama ketiga anaknya, serta mengganti pakaiannya dengan yang layak pakai. Selain itu, juga untuk pakaian yang ada juga telah dicuci oleh anggota Satpol PP Kobar.
Selain itu, kondisi tragis lainnya dari warga yang terlantar ini, yakni anaknya yang paling kecil berusia sekitar 1 tahun diduga mengalami gizi buruk, karena dari fisiknya terlihat kurang sehat. Selain itu, pihak Dinkes Kobar juga telah merekomendasikan untuk mengantar Riko ke Rumah Sakit Jiwa Palangka Raya, karena Riko mengalami depresi berat.
Sementara itu, kasus ini juga mendapatkan perhatian Bupati Kobar Hj Nurhidayah, yang segera berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Pulang Pisau untuk mencari keluarga dari Riko. Tujuannya agar wanita tersebut dapat dipulangkan kembali dan berkumpul bersama keluarganya.
Nurhidayah juga telah berkomunikasi dengan Dinsos Kotim, dan menurutnya dari keterangan Dinsos Kotim, bahwa Riko memang pernah ditangani pihaknya saat hamil ketiga anaknya. Riko pernah dipulangkan ke daerah asalnya di Gohong, namun ditolak oleh keluarganya, dan dialihkan ke Jabiren tempat ayahnya dan ditelah diterima.
”Namun, kembali lagi dia ke Sampit, dan mengaku ke Dinsos Kotim minta dipulangkan ke Kotawaringin Barat, karena ada temannya,” tandas bupati perempuan pertama di Kalteng ini.
Sementara ini, Riko bersama ketiga anaknya diinapkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Rencananya, pada pagi hari ini, Sabtu (28/4) akan diberangkatkan ke RSJ Palangka Raya untuk pemulihan jiwa, karena ia terlihat mengalami depresi berat. (jok/gus)