PALANGKA RAYA – Sekitar 7,44 persen anak di Kota Palangka Raya mengalami obesitas. Hal itu didapat dari 1.800 uji sampel yang dilakukan.

”Obesitas atau kegemukan pada anak-anak merupakan permasalahan serius di Kota Palangka Raya,” kata Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Marsudi Damar Jati, Jumat (27/4).

Marsudi menuturkan, data obesitas sebesar itu di Palangka Raya terjadi pada anak-anak usia dini. Dari tahun 2015 lalu, persentasenya selalu naik. Terakhir untuk tahun 2017 berada di angka 7,4 persen dari uji sampel yang dilakukan.

Terjadinya obesitas, jelasnya, dikarenakan makanan siap saji, minum bersoda, yang kandungan kaliumnya begitu besar berpengaruh terhadap metabolisme anak.

”Anak yang terkena obesitas itu akan rentan terkena berbagai penyakit, seperti hipertensi, diabetes, kolesterol, dan lainnya. Perlu gizi seimbang, yakni mengonsumsi sayur, buah, buahan dan kurangi makanan siap saji,” ujar Marsudi.

Dalam kasus obesitas, lanjut dia, si anak tidak dianjurkan menjalani program diet. Namun, yang diperhatikan adalah asupan gizi yang baik. Ada beberapa indikator untuk mengetahui anak mengalami obesitas atau tidak, yakni berat badan berdasarkan umur, panjang badan berdasarkan umur, dan ada indeks massa tubuh (IMT).

”Tiga indikator itu penting untuk mengetahui obesitas ke depannya dari tubuh sang anak tadi,” katanya.

Menurut Marsudi, sebagian besar anak-anak yang mengalami obesitas, berasal dari orang tua yang rata-rata sibuk bekerja. Hal itu membuat anak kurang mendapat asupan gizi dengan baik.

”Akibatnya makanan yang seadanya, serta tidak memperhatikan gizi, anak-anak mencari makanan yang praktis untuk dikonsumsi. Ini harus mendapat perhatian serius untuk orang tua,” tutupnya. (agf/ign)