PANGKALAN BANTENG-Pembangunan bendungan atau embung sebagai upaya peningkatan kemampuan cadangan air untuk berbagai kebutuhan di Kabupaten Kobar terus dikebut. Tahun 2018 ini salah satu embung terbesar sedang dalam tahap penyelesaian akhir, atau finishing. Lokasinya di Desa Sungai Pulau, Kecamatan Pangkalan Banteng.
Pejabat Kepala Desa Sungai Pulau, Erlan mengatakan bahwa menurut rencana, awal embung atau bendungan dengan luasan inti mencapai lima hektare akan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama yang dilakukan berupa pengerukan dan penimbunan lokasi dengan tanah keras untuk pondasi dan bendungan. Hal itu dilakukan mengingat pijakan tanah untuk pondasi berupa tanah pasir dan tanah lembek rawa-rawa. Tahap berikutnya pembangunan bendungan dan tahap terakhir untuk bagian penyelesaian serta pembangunan sarana pendukung lain.
”Saat ini pembangunan sudah sekitar 60 persen. Saat ini tahap penguatan bagian dinding bendungan sedang dilakukan. Pemasangan kawat bronjong yang akan diisi batu belah sudah mulai dilakukan,”paparnya, Senin (30/4).
Erlan juga mengatakan, bandungan tersebut akan membentang sepanjang 200 meter dengan kedalaman sekitar enam meter lebih.
”Panjang bendungan sekitar 200 meter, kedalaman bendungan bisa mencapai enam meter dititik terendah bahkan bisa lebih,”katanya.
Menurutnya, lokasi bendungan tersebut pada awalnya merupakan cekungan rawa yang tidak pernah kering saat musim kemarau. Bahkan sejak awal transmigrasi dibuka, lokasi tersebut sudah menjadi salah satu tempat untuk resapan air.
”Disekitarnya memang sementara ini masih menjadi kebun sawit. Namun rencana pemerintah desa di bagian bawah bendungan nanti akan kita ajukan untuk pembukaan sawah,”tambah Erlan.
Masuknya proyek tersebut tidak hanya untuk konservasi air saja, namun yang utama sebagai penyedia air baku untuk kebutuhan masyarakat Pangkalan Banteng. Sedangkan untuk pariwisata tentu akan mengikuti dengan sendirinya.
”Yang kita harapkan setelah bendungan jadi maka program-program lain bisa menyusul terutama untuk program pemberdayaan masyarakat dalam bidang perikanan dan tentu saja pariwisata,”harap Erlan.
Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kobar, Erdi Setiawan mengungkapkan bahwa anggaran pembangunan bendungan (embung) itu sepenuhnya dari APBN. Total sekitar Rp 13 miliar.
"Sudah masuk Rp 9 miliar dan akan ada tambahan Rp 4 miliar lagi," sebutnya.
Menurutnya, kebutuhan akan embung di Kobar masih menjadi salah satu prioritas pembangunan di bidang sumberdaya air, karena keberadaan embung akan menghasilkan sejumlah manfaat. Diantaranya sebagai air baku, irigasi pertanian, perikanan, pariwisata dan yang terpenting adalah sebagai pengendali banjir, konservasi air dan juga sebagai bagian dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan.
”Jadi kalau desa ingin mengajukan pembangunan embung silahkan buat pengajuan, nanti kita yang menindaklanjuti. Namun yang paling penting dan utama saat pengajuan adalah lahannya harus beres terlebih dahulu, terutama bebas sengketa,”pungkasnya. (sla/gus)