HARI Kartini 139 Tahun tahun 2018 diperingati dengan meriah oleh Musirawas Group. Acara tahunan yang dipusatkan di kantor besar PT Sumur Pandanwangi Hanau ini dihadiri Direktur Utama Musirawas Group Enny Lukitaning Diah, Direktur Operasional dan Umum Musirawas Group Roy Pandu Widjojo, Direktur Produksi Krisna Pramono, general manajer dan manajer dari PT Musirawas CItraharpindo, PT Uni Primacom, dan PT Sumur Pandanwangi.
Rangkaian acara diawali dengan upacara pengibaran bendera merah putih. Upacara kali ini diikuti oleh seluruh karyawati dari semua divisi, yayasan, maupun pabrik Musirawas Group. Para petugas upacara juga dari kaum Hawa, mulai dari pemimpin upacara, komandan regu, pengibar bendera, pembaca Pembukaan UUD 45, pembaca teks Pancasila.
Usai upacara, peringatan Hari Kartini dilanjutkan dengan pertunjukan seni dan budaya. Para karyawati Musirawas Group menyajikan tarian Nusantara, yang terdiri dari tarian dari Jawa, Kalimantan, Sumatera, Papua, dan Aceh. Tarian dari berbagai daerah tersebut dirangkai menjadi satu kesatuan, dan diakhiri dengan tarian Manasai.
”Semua tarian dibawakan oleh perwakilan dari Yayasan Wijaya Kusuma, ibu-ibu dari PT Musirawas Citraharpindo, dan guru TPA Plus PT Sumur Pandanwangi,” kata penata tari Lia Fercilia.
Kemeriahan Hari Kartini juga semakin terasa saat panitia memulai lomba kreasi penyajian buah potong. Buah yang ditata adalah buah naga, nanas, pepaya, melon, jeruk, semangka, dan anggur. Ada peserta yang menyajikan potongan buah menyerupai bebek dan lobster, ada pula yang menyajikan berbentuk menara.
Musirawas Group juga menggelar panggung seni budaya. Beberapa lagu nasionalisme dibawakan para karyawan, diantaranya Merah Putih karya Gombloh, Cinta Negeriku, Satu Indonesiaku, Semuanya Ada di Sini, Memangnya Kenapa Jika Aku Perempuan. Panggung seni budaya juga diisi dengan lomba kreasi tari nusantara, patriotik, dan modern.
Direktur Utama Musirawas Group Enny Lukitaning Diah selaku pembina upacara menyampaikan amanat bahwa RA Kartini adalah Pahlawan Nasional yang telah memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan Indonesia sehingga memiliki persamaan hak dengan kaum pria.
Dari perjuangan RA Kartini, kaum perempuan Indonesia sudah mendapatkan haknya seperti yang dialami saat ini. ”Bahkan banyak sudah kaum perempuan yang mendapatkan posisi penting dalam pemerintahan,” kata Enny.
Perjuangan RA Kartini tidak bermaksud untuk membuat perempuan menjadi kebarat-baratan, tetapi tetap harus mencerminkan perempuan yang berkepribadian bangsa Indonesia. Meski emansipasi atau persamaan hak perempuan sudah terbuka, perempuan tidak boleh lupa tugas dan kewajiban serta tanggung jawab sebagai ibu yang harus mempersiapkan generasi muda penerus bangsa.
”Banyak tantangan yang harus kita hadapi dalam kaitannya dengan pekerjaan, oleh karenanya saya mengajak semuanya bekerja dan berkarya dengan sungguh-sungguh. Dan jangan seperti yang dulu, ‘wis ngene wae (sudah begini saja)’ , tapi harus lebih maksimal agar kita bisa bertahan. Berubah untuk bertahan, atau punah,” kata Enny Lukitaning Diah.
Sementara itu Via Meidida, Ketua Panitia Hari Kartini, mengatakan, pada peringatan Hari Kartini tahun ini mengambil tema “Kartini Masa Kini Merupakan Impian Kartini Era Modern”. Panitia mengucapkan terimakasih atas partisipasipasi dari semua pihak yang telah medukung terlaksananya acara ini, mulai dari Periska, pihak PU, traksi, satpam, lapangan dan team pengisi acara, dan seluruh panitia, seluruh perwakilan ibu-ibu Periska, sehingga acara terlaksana dengan baik.
Ketua Periska PT Sumur Pandanwangi Yuni Ristiawati Bagus Ardian mengatakan, Kartini adalah wanita yang menyerukan kepada seluruh kaum wanita agar terus bersinar, seperti harapannya yang ada dalam di dalam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Makna Peringatan hari Kartini yaitu untuk mengenang dan meneruskan perjuangan Kartini dalam memajukan para wanitasia. Kartini ingin para wanita di Indonesia meneruskan segala perjuangannya sehingga para wanita mendapatkan hak-hak semestinya.
Banyaknya wanita yang telah mengenyam pendidikan yang tinggi dan mendapatkan profesi yang baik di bidangnya. Kartini juga ingin para wanita mendapatkan perlakuan yang sama dalam segi kehidupan, misalnya saja kaum wanita mendapatkan hak untuk melawan dari berbagai tindakan kekerasan yang biasa terjadi di dalam kehidupan rumah tangga, dan juga mendapatkan perlindungan dari tindakan kekerasan atau penindasan lainnya.
Para wanita modern masa kini juga bebas berkreasi dan menyumbangkan ide-ide dan juga berkarya hingga diakui nasional hingga internasional. ”Kita boleh berbangga diri atas keberhasilan para kaum wanita Indonesia yang telah mampu menyejajarkan diri dengan kaum pria dalam berbagai bidang. Wanita sekarang memiliki peranan yang sangat besar baik dalam pembangunan keluarga, ekonomi, kesehatan, politik maupun bidang lain,” katanya.
Sesuai dengan tuntutan zaman wanita Indonesia harus meningkatkan kualitasnya sesuai kemampuan, minat, bakat yang dimilikinya. Tetapi kaum wanita hendaknya tidak melupakan kodratnya sebagai seorang istri dan seorang ibu.
Sebuah bangsa akan maju tergantung pada kualitas perempuan, dan di balik suksesnya sebuah keluarga ada seorang perempuan yang kuat dan tabah memikul beban sebagai seorang istri, seorang ibu, seorang karyawati
Peringatan Hari Kartini terlaksana berkat gotong royong semua pihak, mulai dari Periska, Tim Tari Gabungan, Guru-Guru TPA Plus, Yayasan SD Wijaya Kusuma, staf, Satpam, dan pihak-pihak terkait lainnya. (yit)
