SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PALANGKA

Sabtu, 05 Mei 2018 16:48
AWAS!!! Insiden Tewasnya Buruh Tertimpa Crane Bisa Terulang
PETAKA: Bagian atas truk yang remuk setelah ditimpa crane yang ambruk karena ada bagian kerangka yang lepas. Insiden itu juga menelan satu korban jiwa, Kamis (3/5).(AMIRUDIN/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) dinilai lalai dalam pengawasan terhadap pelabuhan sehingga mengakibatkan Aman (35), seorang buruh lepas, tewas tertimpa crane, Kamis (3/5). Akibat buruknya pengawasan, standar keselamatan kerja diabaikan, sehingga mengorbankan nyawa warga.

”Pemerintah dan DPRD lalai. Sudah dari dulu (lokasi bongkar muat tewasnya Aman) itu tidak layak disebut pelabuhan,” kata Ketua Forum Bersama (Forbes) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kotim Audy Valent, Jumat (3/5).

Menurut Audy, hal yang perlu ditata adalah zona pelabuhan yang memang harus ditaati. Lokasinya harus di luar kota agar tidak bersentuhan dan mengganggu kepentingan umum, di antaranya tempat parkir dan lokasi bongkar muat. ”Baru setelah itu bahas kelayakan dan jaminan keselamatan kerja,” ujar Audy.

Audy menegaskan, selain jajaran pemkab, wakil rakyat juga harus turun ke lapangan dan melihat langsung pengelolaan pelabuhan di Kotim. Hal itu untuk membuktikan diri bahwa mereka layak menerima amanah masyarakat. Apabila kejadian itu disepelekan, peristiwa serupa bisa saja terulang lagi.

Catatan Radar Sampit, pada 14 Maret lalu, Sabar Wijianto (40), warga Banjarmasin, tewas saat berada dalam mobil yang remuk tergencet kontainer yang bobotnya sekitar 20 ton lebih di area parkir bongkar muat kontainer Jalan Muhammad Hatta, lingkar selatan Kota Sampit.

Kritikan terhadap buruknya pengelolaan pelabuhan hingga ke tempat parkir khusus diarahkan ke pemkab. Dinas Perhubungan diminta membentuk tim khusus yang dapat bersinergi dengan institusi lainnya untuk mengatasi masalah parkir khusus dengan mencarikan lahan khusus untuk area bongkar muat.

Menurut Audy, DPRD perlu melakukan pemeriksaan lapangan sebagai bentuk pengawasan,  sekaligus bisa memberi teguran kepada instansi yang berwenang. ”Akibat lemahnya pengawasan, sehingga tragedi tewasnya buruh tertimpa crane tersebut bisa terjadi,” katanya.

Ambruknya crane kapal, lanjut Audy, juga bukan hanya sekadar kecolongan pengawasan dari pemerintah semata. Selama bertahun-tahun memang tak pernah ada sentuhan langsung terhadap pelabuhan rakyat.

”Ini tidak bisa lagi hanya disebut kecolongan, tapi pembiaran. Sebab, kegiatan berkaitan dengan kepelabuhanan sudah dianggap tidak layak. Mereka tahu itu. Buktikan, Pemkab Kotim melalui instasi terkait tinjau ulang perizinannya agar tidak ada lagi korban lain. Jika memang melanggar, berikan sanksi tegas,” kata Audy.

Sementara itu, setelah selesai dimandikan dan disalatkan di rumah duka Jalan Ir Juanda 21, jasad Aman, ayah dari tiga anak itu dimakamkan. Pihak keluarga masih mendapat pukulan keras atas kepergiannya.

”Kashian almarhum. Anak istrinya terpukul. Kejadian ini harus ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab,” kata M Syahril, paman korban.

Seperti diberitakan, crane kapal seberat tiga ton lebih merenggut nyawa Aman. Buruh lepas tersebut langsung tewas setelah tubuhnya remuk tergencet alat bongkar muat kapal, Kamis (3/5).

Crane sepanjang sekitar 12 meter itu beroperasi memindahkan ratusan sak pupuk dari Kapal Lintas Bahari 23 ke dalam tiga truk. Awalnya proses pemindahan berjalan lancar. Crane itu bekerja normal mengangkut pupuk dari kapal ke tiga truk yang berjejer. Sekali bergerak, crane tersebut mampu mengangkut 20 sak seberat 50 kilogram per sak.

Petaka tiba saat crane itu selesai memindahkan karung ke atas truk nahas tersebut. Saat posisi crane berada di atas truk, tiba-tiba salah satu kerangka besi crane terpisah. Akibatnya fatal. Crane itu langsung ambruk.

Celakanya, di atas truk tersebut masih ada Aman dan Supiani yang bertugas menyusun pupuk. Supiani bernasib lebih baik. Dia yang menyadari crane itu jatuh, langsung melompat dari truk menyelamatkan diri.

Aman tak seberuntung Supiani yang hanya terluka di beberapa bagian tubuhnya akibat terkena gesekan crane. Aman terlambat menghindar, sehingga tubuhnya langsung tertimpa crane yang beratnya berton-ton itu.

Aman yang merupakan keponakan Supiani, tewas seketika karena tubuhnya remuk. Tulangnya banyak yang patah, terutama di leher. Warga sekitar langsung geger dan mendekati lokasi kejadian. Mereka juga langsung berupaya mengevakuasi Aman. (mir/ign)


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:50

Ratusan PNS Masih Mangkir, Laporkan Harta Kekayaan

<p>SAMPIT &ndash; Sebanyak 240 Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara di lingkup…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers