KUALA KURUN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) melaksanakan pelatihan tim studi penilaian risiko kesehatan lingkungan atau studi environmental health risk assesment (EHRA) di aula Badan Perencanaan Penelitian dan Pembangunan Daerah (BP3D) Gumas.
”Studi EHRA ini untuk memberikan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan lingkungan,” ucap Kepala Dinkes Kabupaten Gumas Maria Efianti, Senin (14/5) pagi.
Studi EHRA ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya sanitasi, serta menghasilkan data yang representatif di kabupaten dan kecamatan, sehingga bisa dijadikan dasar dalam penyusunan strategi sanitasi kabupaten (SSK).
”Dengan adanya studi EHRA ini, akan ada komitmen dari semua pihak terkait dalam hal pengambilan sampel di lapangan, sehingga hasilnya nanti tidak mengecewakan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Syahrianoor mengatakan, EHRA adalah studi partisipatif di kabupaten/kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas, serta perilaku masyarakat pada skala rumah tangga.
”Data yang dihasilkan tersebut, akan kita manfaatkan untuk pengembangan program sanitasi, termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan desa/kelurahan,” ujarnya.
Dia menuturkan, studi EHRA ini mempelajari terkait higienitas dan sanitasi, mengacu kepada sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), yakni lima pilar dasar yang meliputi stop buang air besar sembarangan (SBS), cuci tangan pakai sabun (CTPS), pengolahan air minum dan makanan rumah tangga (PAMM-RT), pengolahan sampah rumah tangga (PS-RT), dan pengelolaan limbah cair rumah tangga (PLC-RT).
”Dalam pelatihan ini, diikuti oleh 50 orang peserta, dengan rincian koordinator kabupaten dan anggota sebanyak tiga orang, tim entri data sebanyak enam orang, koordinator dan supervisor kecamatan sebanyak 15 orang, dan enumerator sebanyak 26 orang,” tandasnya. (arm/yit)