SAMPIT- Arus mudik menggunakan kapal laut mulai terlihat di Pelabuhan Sampit, Senin (21/5). Sejumlah warga mudik di awal Ramadan guna menghindari kepadatan penumpang. Mereka juga ingin menikmati suasana Ramadan di tanah kelahiran.
”Sengaja mudik lebih awal karena khawatir tak kebagian tiket dan juga menghindari desakan penumpang,” kata Arnawi di Pelabuhan Sampit kemarin.
Warga lainnya mengaku tak risau akan kehabisan tiket maupun berdesak-desakan. Mereka hanya ingin menikmati nuansa Ramadan di kampung halaman.
”Memang tahun ini ingin berpuasa lebih lama di kampung halaman. Kalau mudik jelang Lebaran biasanya momentum Ramadannya habis di perjalanan,” Wagito.
Pantauan Radar Sampit, jumlah penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Sampit sudah mengalami peningkatan dari biasanya. Bahkan penumpang ada yang sudah menunggu sehari sebelum jadwal keberangkatan.
”Memang ada peningkatan, tapi belum signifikan,” kata Kepala Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Sampit Agus Suprijatno.
Biasanya di luar bulan Ramadan, penumpang yang naik kapal hanya 200 hingga 400 penumpang. Namun, penumpang KM Kelimutu tujuan Semarang kemarin mengangkut 500 orang.
Calon pemudik pemudik diimbau agar mudik lebih awal. Sebab, bila dekat Lebaran akan susah karena harus mengantre tiket dan semacamnya.
Musim mudik kali ini Pelni menyediakan sembilan keberangkatan terhitung sejak H-15 Lebaran. Ke Semarang lima keberangkatan dan ke Surabaya empat keberangkatan. Sedangkan untuk H+ Lebaran akan ada tujuh keberangkatan.
Terkait kabar adanya keluhan calon pemudik yang mengaku kehabisan tiket kapal, Agus mengatakan bahwa masih banyak masyarakat belum paham soal pemesanan tiket.
”Tiket itu tidak langsung dijual seluruhnya. Bertahap. Belum tentu juga habis seperti pengakuan pembeli. Mungkin saja belum dibuka untuk jadwal keberangkatan yang selanjutnya,” jelas kapten itu.
Dia juga membantah adanya pemberitahuan tiket sudah habis bila kapasitas kapalnya belum sampai 2.500 penumpang.
Agus juga mengingatkan agar calon pemudik tak tergiur praktik percaloan. Selain tiket lebih mahal, calon pemudik juga terancam tak boleh naik kapal bila tiket yang dimiliki tak sesuai dengan identitas.
Mudik sudah menjadi tradisi setiap tahun menjelang lebaran. Warga pendatang berbondong-bondong pulang ke kampung halaman untuk merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halaman.
Kapal laut menjadi transportasi alternatif masyarakat. Apalagi bagi mereka yang tak kebagian tiket pesawat.
Arus mudik di Sampit menjadi salah satu sorotan. Karena setiap tahunnya arus mudik lewat Pelabuhan Sampit selalu padat, selain lewat Pelabuhan Kumai. (oes/yit)