PANGKALAN BANTENG- Baru sepekan memasuki bulan ramadan, sejumlah aksi pencurian di wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng, kembali marak. Baru-baru ini, dua peristiwa pencurian menimpa warga di Desa Simpang Berambai dan seorang pedagang di pasar Karang Mulya.
Aksi pencurian ini menimpa Yanto, warga desa Simpang Berambai. Dirinya kehilangan motor jenis Satria FU bernopol KH 4452 GA keluaran tahun 2011. Akibat kejadian itu, kerugian diperkirakan mencapai Rp 10 juta lebih.
Informasi yang dihimpun, sepeda motor tersebut hilang saat Yanto sedang salat tarawih di masjid lama Nurul Khomar. Saat kejadian, motor terparkir di halaman masjid.
“Seperti biasanya mas, saya parkir di halaman masjid dan kunci stang biasa. Tidak pakai kunci tambahan,”ujarnya kepada Radar Pangkalan Bun, Rabu (23/5).
Menurut dugaannya, pelaku pencurian sudah mengincarnya semenjak ia datang ke masjid tersebut. Pasalnya selain motor bermodel ayam jago miliknya, di halaman masjid juga terdapat banyak sepeda motor warga lain yang juga melaksanakan salat tarawih bersamanya.
”Banyak motor yang lain mas, banyak juga yang hanya dikunci setang biasa. Bahkan ada juga yang kuncinya masih menempel. Namun yang diambil malah motor saya. Mungkin sudah takdirnya mas,”ungkap Yanto.
Dirinya mengetahui sepeda motornya raib saat akan pulang. Sebelum pulang ia sempat berbincang dengan warga lain di masjid tersebut, karena saat itu sedang turun hujan.
“Mungkin ngambilnya pas saat salat tarawih itu, karena istri saya yang saat itu berada di rumah sempat dengar suara motor ngebut. Dan yakin kalau itu suara motor saya. Karena jalan keluar lingkungan itu lewat depan rumah,”papar Yanto.
Kapolsek Pangkalan Banteng Iptu Ancas Apta Nirbaya, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa korban telah melapor ke Polsek.
”Malam itu juga anggota langsung ke TKP untuk mengumpulkan keterangan serta petunjuk di lapangan,”ujarnya.
Ancas juga mengimbau agar masyarakat lebih waspada dalam memarkir kendaraannya. Selain mengunci setang secara umum, lebih baik dilengkapi dengan kunci pengaman tambahan.
Terpisah, pencurian juga menimpa Ihad. Salah satu pedagang di pasar Karang Mulya ini mengaku kehilangan uang sekitar Rp 8 juta dan sejumlah perhiasan emas milik istrinya. Uang hasil berjualan sayur dan juga perhiasan itu lenyap beserta tas penyimpannya.
Ia menuturkan, hilangnya tas berisi uang dan perhiasan itu baru disadari pada Rabu (23/5) dini hari. Saat itu istrinya menelepon menanyakan tas yang biasa ia taruh di salah stau sudut ruang tidurnya.
“Istri telepon menanyakan tas, dia tanya tasnya saya bawa ke pasar subuh atau tidak. Baru itu ketahuan kalau hilang. Isinya uang sekitar Rp 8 juta, dan perhiasannya yang cukup banyak, sekitar 100 gram,”paparnya kepada Radar Sampit.
Meski diketahui hilang pada Rabu dini hari, namun Ihad tidak yakin tas berisi barang berharga itu hilang pada hari itu. Pasalnya sejak Senin (21/5) petang ia sudah tidak melihat tas tersebut berada di tempat seperti biasa. ”Namun saya pikir itu biasa saja, karena setiap hari yang membawa ya istri saya,”tambahnya.
Menurutnya, selama ini rumahnya memang sangat tebuka bagi siapa pun yang datang. Selain tinggal di lingkungan pasar. Ihad dikenal sebagai salah satu pemasok aneka sayuran di pasar terbesar di Pangkalan Banteng itu.
“Yang datang kerumah saya itu banyak, dan kita tidak ingat siapa saja yang datang. Rumah terbuka bagi siapa saja yang betamu. Kita juga tidak menyangka kalau ternyata ada yang mengambil tas itu, karena setiap hari tas tersebut selalu aman berada di tempat penyimpanannya,”terang Ihad.
Namun sayang, Ihad masih enggan melapor ke Polsek Pangkalan Banteng atas peristiwa yang menimpanya ini. Ia berpendapat bahwa semua sudah terjadi dan uang serta barangnya yang hilang itu tidak akan kembali lagi.
”Belum melapor saya, biar saja. Mungkin sudah nasibnya hilang,”tandasnya. (sla/gus)