PANGKALAN BUN – Arus mudik di Pelabuhan Roll On Roll Off (Roro) di Tempenek, Kecamatan Kumai, mulai dipadati masyarakat, Minggu (10/6). Dari sekian banyak pemudik tersebut, banyak tiket yang tidak sesuai identitas. Hal itu diduga merupakan permainan calo.
Informasi yang dihimpun Radar Sampit, banyak calon penumpang yang mendapat tiket KM Kalibodri dengan tujuan Kendal Jawa Tengah tidak sesuai identitas penumpang. Jumlahnya mencapai puluhan orang.
Hal itu bisa terjadi karena pembelian tiket KM Kalibodri masih manual, tidak bisa diakses secara online. Kamin, salah seorang penumpang menuturkan, dia membeli tiket tidak sesuai dengan nama di KTP. Padahal, saat membeli tiket sudah mengajukan KTP.
”Nama asli saya di KTP memang Kamin. Namun, di tulis di tiketnya Dahlan. Jadi saat masuk kapal agak kesulitan,” kata Kamin.
Menurut pria asal Pacitan, Jawa Timur ini, dia membeli tiket itu di agen. Saat ditanya mengenai nama tiket yang tidak sesuai identitasnya, awalnya dia sempat curiga.
”Kata agennyaa tidak masalah. Yang penting bawa tiket tidak masalah. Bukan hanya saya sendiri. Rombongan kami berenam juga namanya beda semua," ujarnya polos.
Penumpang lainnya, Pahrianyah, tiketnya juga tidak sesuai identitas. ”Saya pesan tiketnya lewat sopir travel. Saya dari Seruyan dan nama asli saya Pahriansyah. Tapi, di tiket saya namanya Pahrudin," ujarnya.
Selain tidak sesuai identitas, harga tiket juga mahal, yakni Rp 800.000. Padahal, karena harga tiket KM Kalibodri hanya Rp 113.000.
”Uang yang saya keluarkan itu sama dengan tiket plus biaya travel dari Seruyan Tengah Kabupaten Seruyan. Tapi memang lebih mahal. Harusnya yang saya keluarkan hanya sekitar Rp 300 ribuan. Tapi yang saya keluarkan justru Rp 800 ribu," ujar pria asal Wonosobo tersebut.
Nasib lebih tragis dialami satu keluarga yang tertipu calo tiket. Edi Prayitno bersama istri dan anaknya telah membeli tiket seharga Rp 2.250.000 untuk enam orang. Namun, dia dirinya hanya mendapat kuitansi, bukan tiket kapal laut.
”Saya dan istri dan anak empat. Kami pesan tiket lewat travel. Kemudian hari Jumat kami transaksi dan serahkan uang Rp 2.250.000 ke pihak travel. Kami dijanjikan hari Minggu baru dapat tiket," katanya.
Namun, setelah berangkat ke Pelabuhan Roro, ternyata ditinggal begitu saja oleh pihak travel. Sialnya lagi, di pelabuhan tiket penumpang sudah habis.
Kepala Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Aris Saptono mengatakan, mengenai tiket KM Kalibodri yang berlainan nama itu bukan kesalahan pihaknya, melainkan pihak travel yang memberikan tiket kepada pemakai jasanya.
”Biasanya dari pihak travel itu memberikan sembarang tiket ke orang. Jadi, bisa tidak sesuai nama, karena saat memberikan tiket langsung satu bundel. Tapi, kami pastikan pemegang tiket kami berangkatkan," ujarnya.
Namun, lanjutnya, sebelum berangkat mereka harus mengganti nama penumpang sesuai identitas masing-masing. Hal tersebut sudah sesuai prosedurnya.
”Sudah kami ganti sesuai identitas sebelum dinaikkan ke kapal," ujarnya.
Untuk harga tiket, yakni sebesar Rp 108 ribu. Hal tersebut sesuai Peraturan Menteri Perhubungan. ”Jika di lapangan masih terdapat harga yang melebihi, tentu bakal kami evaluasi lagi," ujarnya.
Dia menegaskan, pengawasan soal penjualan tiket sudah maksimal. Hanya kendalanya, penjualan tiket masih secara manual. ”Penjualan tiket belum online. Ke depan kami upayakan penjualan tiket KM Kalibodri agar bisa online," ujarnya.
Kepala Dishub Kobar Petrus Rinda mengatakan, adanya penumpang yang tidak sesuai identitas itu sempat menghebohkan, tapi sudah teratasi. Hal itu disebabkan banyak faktor, salah satunya pembelian tiket tidak bisa dilayani secara online, sehingga banyak celah oknum tertentu untuk menipu pembeli dan menaikkan harga tiket.
”Semoga secepatnya pembelian tiket secara online. Itu akan memudahkan, tapi pihak PT ASDP belum bisa melakukan. Jika tahun depan tidak bisa online, jangan melayani masyarakat di Kumai lagi. Bikin repot saja," tegas Petrus.
KM Kalibodri tak sepenuhnya bisa mengakomodir semua pemudik karena penumpang yang terbatas, yakni 390 penumpang dengan dispensasi 100 penumpang. ”Yang naik kapal sesuai kapasitas saja, 490 penumpang. Yang tidak dapat tiket ya langsung pulang. Tadi ada sepeda motor yang diturunkan dari kapal karena belum mendapatkan tiket," ujarnya.
Tinggalkan Sampit
Sementara itu, dari Pelabuhan Sampit dilaporkan, sejak H-15 hingga H-5, sudah sekitar 8.000 penumpang yang meninggalkan Kota Sampit. Diprediksi total jumlah pemudik akan mencapai sekitar 18.000 penumpang hingga menjelang Lebaran.
"Terhitung sejak H-15, kami sudah memberangkatkan sekitar 8 ribu penumpang, termasuk yang berangkat hari ini,” kata Toto Sukarno, Kepala Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit, Minggu (10/6).
Kepala Dinas Perhubungan Kotim Fadliannor mengimbau penumpang kapal mematuhi peraturan untuk keselamatan selama mudik. ”Penumpang wajib menaati peraturan, karena keselamatan itu milik bersama. Jadi, diharapkan penumpang dengan awak kapal bisa saling membantu,” katanya.
Agus Yordani, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Sampit mengatakan, pihaknya siap membantu penumpang selama arus mudik Lebaran. Pos jaga telah didirikan dan disiapkan tenaga dokter dan perawat sampai arus balik Lebaran.
”Kami akan full melayani 24 jam penuh. Kami juga menyediakan ambulans sampai lebaran dan arus balik pun kami siap,” katanya. (rin/rm-87/ign)